Friday, December 16, 2011

Modul Memori

RAM adalah kependekan dari Random Access Memory (Memori Akses Acak).  RAM merupakan salah satu tipe memori yang biasanya khas digunakan dalam sebuah komputer yang fungsinya untuk menyimpan data yang sifatnya sementara, yaitu ketika komputer sedang aktif (sedang dialiri daya, atau ‘sedang hidup’).  Istilah RAM, merujuk pada perangkat keras berupa memori fisik sebagai media penyimpan data yang bersifat sementara pada komputer. Sebelum membahas RAM, untuk lebih jelasnya, berikut ini dibahas lebih dahulu makna istilah memori secara umum dalam pengetahuan komputer.




1.  Pengertian istilah memory

Dalam pengetahuan komputer, penggunaan istilah memori biasanya merujuk pada media atau tempat untuk menyimpan data.  Dapat dikatakan bahwa memori adalah perangkat keras yang khas digunakan untuk menyimpan data atau informasi dan dapat dibaca atau diambil kembali saat diperlukan.
Pada komputer, program (software) yang sedang dijalankan (di-run) dan data yang sedang diproses, disimpan di dalam memori selama program tadi masih aktif bekerja.  Memori itu sendiri sebenarnya terdiri dari ‘kotak-kotak’ untuk menyimpan data (karakter).  Masing-masing kotak tersebut memiliki alamat atau adres (address) sendiri.  Dengan menggunakan adres inilah CPU dapat membaca atau menulis data pada memori.  Kecepatan pergerakan data keluar masuk memori biasanya sepadan dengan kecepatan kerja CPU itu sendiri.  CPU dan memori merupakan bagian yang tak terpisahkan dari sebuah komputer.  Secara fisik (hardware), kebanyakan memori berupa chip semikonduktor.
Sampai sekarang, terdapat banyak jenis memori yang masing-masing mempunyai sifat atau karakteristik yang khas, walaupun suluruhnya tetap memiliki fungsi pokok, yaitu menyimpan data.  Jenis-jenis memori tersebut antara lain:

o   RAM (Random Access Memory), yang terdiri dari:

  • SRAM atau Static RAM (Static Random Access Memory), contohnya digunakan untuk Cache Memory
  • NV-RAM atau Non-Volatile RAM (Non-Volatile Random Access Memory)
  • Memori fisik DRAM atau Dynamic RAM (Dynamic Random Access Memory), yang terdiri dari:
*       Fast Page Mode DRAM (Fast Page Mode Dynamic Random Access Memory)
*       EDO RAM atau Extended Data Out DRAM (Extended Data Out Dynamic Random Access Memory)
*       XDR DRAM
*       SDRAM atau Synchronous DRAM (Synchronous Dynamic Random Access Memory), yang meliputi:
v  DDR SDRAM atau Double Data Rate Synchronous DRAM (Double Data Rate Synchronous Dynamic Random Access Memory).
v  DDR2 SDRAM atau Double Data Rate 2  Synchronous DRAM (Double Data Rate 2 Synchronous Dynamic Random Access Memory)
v  RDRAM atau Rambus DRAM (Rambus Dynamic Random Access Memory).

o    Perangkat penyimpanan berbasis disk magnetis, misalnya Harddisk, dan Floppy Disk.
o    Memori yang hanya dapat dibaca atau ROM (Read Only Memory)
o    Flash Memory
o    Punched Card (kuno)
o    CD atau Compact Disk
o    DVD

Dalam bahasan arsitektur komputer (seperti arsitektur Von Neumann) memori ini dibeda-bedakan atau dikelompokkan hingga membentuk hirarki memori yang disusun berdasarkan kecepatan dan kapasitas memorinya.  Susunan hirarki memori ini dimulai dari jenis memori yang paling cepat hingga yang paling lambat, dan disusun dari jenis memori yang paling kecil kapasitasnya hingga yang paling besar kapasitasnya, serta diurutkan berdasarkan nilai tiap bit memorinya, dimulai dari yang nilainya paling tinggi (harga mahal) hingga yang nilainya paling rendah (harga murah).




2.  SRAM

Istilah SRAM berasal dari bahasa Inggris, merupakan kependekan dari Static Random Access Memori (bila diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia menjadi Memori Akses Acak Statik).  SRAM termasuk jenis memori semikonduktor.  SRAM banyak diaplikasikan pada cache memory dalam sebuah chip prosesor dan untuk buffer data pada sebuah harddisk.  SRAM merupakan memori volatil (volatile memory), yaitu memori yang hanya dapat menyimpan data bila mendapat sokongan daya listrik terus menerus.  Jika sokongan daya dihentikan, data yang semula tersimpan hilang dengan sendirinya.  Dengan kata lain dapat dijelaskan bahwa penyimpanan data di dalam SRAM tidak bersifat permanen, tetapi bersifat sementara, yaitu saat mendapat sokongan arus listrik saja atau ketika komputer dalam kondisi ‘on’.  Itulah sebabnya, SRAM digolongkan sebagai memori volatil (volatile artinya mudah menguap atau mudah berubah).  Contoh lain memori volatil adalah DRAM (Dynamic Random Access Memory).
Kesamaan SRAM dengan DRAM antara lain, keduanya tergolong memori volatil.  Perbedaannya, DRAM didesain menggunakan satu transistor dan satu kapasitor untuk menyimpan setiap bit informasi (satu bit data) dan memerlukan ‘refreshed’ (penyegaran) secara periodik agar tetap mampu menyimpan data, sedangkan SRAM didesain menggunakan transistor saja tanpa kapasitor, yaitu menggunakan desain cluster enam transistor untuk menyimpan setiap bit informasi, dan tidak memerlukan refreshed seperti pada DRAM. Desain inilah yang mengakibatkan SRAM menjadi lebih cepat dan beaya produksinya lebih mahal dibandingkan DRAM.  Waktu akses SRAM dapat mencapai dua nano detik (nano second) atau bahkan kurang dari dua nano detik.
Yang dimaksud refreshed (penyegaran) disini dapat dijelaskan sebagai berikut:

Pada memori dinamis (DRAM), muatan pada kapasitor akan melemah setelah beberapa milidetik, sehingga perlu disegarkan kembali secara periodik dengan cara membaca lagi isi atau muatannya sebelum muatan itu terlalu lemah untuk dideteksi lagi, kemudian menuliskannya kembali ke alamat (address) yang sama.  Dengan demikian, data yang tersimpan pada DRAM dapat dipertahankan selama komputer masih nyala.


2.1   Pembagian SRAM berdasarkan jenis transistornya

Berdasarkan jenis transistor yang digunakan, SRAM dapat dibagi menjadi dua, yaitu:

o       Bipolar
SRAM yang menggunakan transistor biasa.  Konsumsi energi (listrik) SRAM jenis ini cukup besar, tetapi memiliki akses yang sangat cepat.  Pada saat ini, SRAM bipolar jarang digunakan.

o       CMOS (Complimentary Metal Oxide Semiconductor)
Pada saat ini merupakan jenis SRAM yang paling banyak dipakai.



2.2   Pembagian SRAM berdasarkan fungsi

Berdasarkan fungsinya, SRAM dapat dibagi menjadi:

o       Asynchronous
Data masuk dan data keluar dikendalikan oleh perubahan address, tidak bergantung pada frekuensi detak (clock frequency).

o       Synchronous
Address, data masuk, dan sinyal kontrol lainnya berkaitan erat dengan clock signal. Seluruh waktu ditentukan oleh waktu naik/turunnya clock.




3.  NVRAM


NVRAM kependekan dari Non-Volatile Random Access Memory.  NVRAM adalah jenis RAM yang umumnya dipakai untuk menyimpan data/informasi biasanya berupa konfigurasi yang dihasilkan oleh firmware, seperti BIOS atau firmware-firmware lainnya yang terdapat (tersimpan permanen) pada suatu perangkat tertentu.  Contoh NVRAM adalah chip RTC (Real-time clock).  Chip RTC merupakan sebuah chip terpisah yang secara fisik berfungsi untuk menyimpan data konfigurasi yang dihasilkan oleh BIOS.



Firmware adalah software yang dituliskan ke dalam ROM yang sifatnya permanen.  Software tersebut biasanya berhubungan dengan perangkat keras.  Software tersebut tidak dapat diubah tanpa pengubahan secara fisik.  BIOS (Basic Input Output System) adalah salah satu contoh firmware.  BIOS umumnya tersimpan permanen di dalam ROM BIOS.  Firmware disebut juga dengan nama microcode.
BIOS merupakan bagian dari sistem operasi yang bisa menidentifikasi set program yang digunakan untuk mem-boot komputer.  BIOS juga mengatur aliran data antara sistem operasi komputer dan perangkat tambahan yang terpasang atau terhubung pada komputer.  Lebih jelasnya, pada komputer yang berbasis keluarga prosesor Intel x86, BIOS merujuk kepada kumpulan rutin perangkat lunak yang melakukan tugas-tugas berikut:
o    Pengaktifan awal dan pengujian terhadap hardware (POST = Power On Self Test)
o    Mengatur konfigurasi dasar komputer
o    Menjalankan sistem operasi
o    Membantu sistem operasi (OS) dan aplikasi dalam proses pengaturan hardware melalui penggunaan BIOS Runtime Service
BIOS umumnya dibuat dari bahasa assembly yang digunakan oleh mesin yang bersangkutan.



NVRAM biasanya dibuat menggunakan teknologi manufaktur CMOS (Complimentary Metal-Oxide Semiconductor).  Oleh karena itu, NVRAM disebut juga dengan nama CMOS RAM.  Dengan menggunakan teknologi CMOS akan dihasilkan NVRAM yang konsumsi energinya (kebutuhan dayanya) rendah.  Seringkali dijumpai NVRAM menggunakan sebuah batere Lithium dengan nomor seri CR-2032 sebagai sumber energi untuk mempertahankan agar data yang tersimpan di dalamnya tidak hilang.  Batere Lithium yang bagus kualitasnya dapat menyokong daya pada NVRAM selama tiga sampai lima tahun.  Sumber energi ini tidak bergantung pada catu daya (power supply).  Apabila catu daya dimatikan, data yang tersimpan di dalam NVRAM tidak akan hilang.  Data yang tersimpan di dalam NVRAM akan hilang bila energi batere Lithium telah habis, atau batere dicabut dari slotnya sehingga sokongan daya terputus.  Hal ini berbeda dengan volatil RAM seperti SRAM maupun DRAM yang kemampuan simpan datanya sangat bergantung kepada catu daya.  Jika catu daya dimatikan, maka data yang tersimpan di dalam SRAM atau DRAM akan hilang.
Dengan demikian, walaupun NVRAM menggunakan nama atau istilah  non-volatile, sebenarnya merupakan chip yang volatil, karena jika tidak mendapatkan daya listrik (dari batere), data yang tersimpan di dalamnya dapat hilang, dan semua konfigurasinya dikembalikan ke kondisi standar seperti yang telah ditetapkan oleh pabrik pembuatnya.



Istilah CMOS bisa bermakna:

o   Nama bagi sekelompok besar sircuit terpadu.
o   Proses yang digunakan untuk mengimplementasikan sircuit tersebut pada suatu IC (Integrated Circuit), atau gaya mendesain sircuit.
o   Suatu metoda untuk membuat chip dari silikon.
o   RAM kecil berukuran 64 byte yang berfungsi untuk menyimpan setting (konfigurasi) BIOS.



Berikut ini disajikan salah satu model tampilan di layar monitor yang mungkin dikeluarkan oleh BIOS pada saat NVRAM mengalami kerusakan atau jika batere lithium habis dayanya, atau jika batere dicabut dari slotnya.



AMIBIOS (C) 2001  American Megatrends, Inc.
BIOS  DATE :  02/19/03   19 : 39 : 14    Ver : 00.00.02


Press  Del  to run Setup
Checking NVRAM . .

128 MB  OK
Auto-Detecting Pri Master . .  IDE Hard Disk
Auto-Detecting Pri Slave . . .  Not Detected
Auto-Detecting Sec Master . .CDROM
Auto-Detecting Pri Slave . . .  Not Detected



CMOS  Checksum  Bad
CMOS  Date/Time  Not Set
Press  F1  to Run  SETUP
Press  F2  to load default values and continue




4.  RAM

Seperti telah disinggung sebelumnya bahwa RAM kependekan dari Random Access Memory (terjemahan dalam bahasa Indonesia adalah Memori Akses Acak). RAM merupakan perangkat keras berupa memori fisik yang berfungsi untuk menyimpan program atau data yang sifatnya sementara, yaitu ketika komputer sedang bekerja (sedang aktif, sedang dialiri daya atau sedang ‘hidup’).  Bila komputer tersebut ‘mati’ (atau ‘dimatikan’), seluruh program dan data yang tersimpan di dalam RAM hilang dengan sedirinya.  Oleh karena itu, sebelum ‘mematikan’ komputer, data-data yang dianggap penting yang masih tersimpan di RAM, sebaiknya disimpan ke harddisk, flashdisk, CD atau media penyimpan data lainnya yang sifatnya permanen, agar data tersebut pada lain waktu dapat dibuka kembali saat diperlukan.
Dalam sebuah komputer, RAM biasanya digunakan sebagai media penyimpanan primer atau memori utama yang isinya (data/informasi/program yang tersimpan di dalamnya) dapat diubah secara aktif.  Itulah sebabnya istilah RAM kadang-kadang disebut juga dengan nama memori utama
Memori fisik ini disebut Random Access (Akses Acak) karena akses terhadap lokasi-lokasi di dalamnya dapat dilakukan secara acak (random), bukan secara berurutan (sekuensial).  Hal inilah yang mengakibatkan isi RAM baik berupa data ataupun program dapat diakses dengan cepat tanpa memperdulikan letak data tersebut dalam memori.  Kondisi ini berlawanan dengan alat memori urut seperti misalnya tape magnetik dimana gerakan mekanikal dari media penyimpan data mengharuskan komputer mengakses data secara berurutan, sehingga proses mengakses data menjadi lamban.  RAM ini bersifat dinamis, dan memang lebih tepat disebut dengan nama DRAM (Dynamic RAM = Dynamic Random Access Memory = Memori Akses Acak Dinamik ).
Sebenarnya, RAM dikenal pertama kali sekitar pada tahun 1960-an.  Pada saat itu, memori utama yang umum digunakan adalah memori utama magnetik.  Memori utama jenis semikonduktor masih belum populer karena harganya masih tergolong sangat mahal.
Sampai sekarang telah dikenal beberapa tipe umum RAM, antara lain SRAM, DRAM, dan NV-RAM.


4.1   Perbedaan DRAM dan SRAM.

DRAM sangat berbeda dengan SRAM. DRAM adalah tipe RAM yang menyimpan setiap bit data pada kapasitor yang terpisah dalam sebuah IC.  Keuntungan dari DRAM adalah memori ini secara struktural sangat sederhana, untuk setiap bitnya menghendaki sebuah transistor dan sebuah kapasitor (bandingkan dengan SRAM yang menghendaki  enam transistor untuk setiap bitnya).  Kondisi seperti ini yang memungkinkan DRAM mampu menyimpan data dengan kepadatan yang sangat tinggi.  Seperti halnya SRAM, memori ini tergolong volatile memory yang dengan mudah kehilangan data bila tidak mendapatkan sokongan daya atau bila komputer mati (off).  Kata volatile berasal dari bahasa Inggris yang berarti ‘mudah menguap’ atau ‘mudah berubah’.
DRAM adalah tipe RAM yang umum dipakai pada PC (Personal Computer), workstation, playstation, dan sejenisnya karena harganya yang murah (ekonomis).  Pada sebuah PC, DRAM dikemas dalam bentuk sebuah modul yang biasanya dikoneksikan pada motherboard. DRAM yang masih banyak dipakai di Indonesia hingga saat ini (2008) adalah SDRAM, DDR SDRAM, dan DDR2 SDRAM.  Sedangkan DDR3 SDRAM masih baru dikenal di Indonesia.
Sedangkan SRAM banyak diaplikasikan pada cache memory dalam sebuah chip prosesor dan untuk buffer data pada sebuah harddisk.


4.2   Format pengemasan  DRAM

Pada awalnya, DRAM banyak diproduksi dalam bentuk ICs (Integrated Circuits) yang dikemas bersama bahan sejenis plastik dengan kaki-kaki atau pin yang terbuat dari metal.  Pin tersebut berfungsi sebagai saluran penghubung (untuk koneksi) IC itu sendiri dengan bus-bus dan control signals.  Kemudian, seiring dengan perkembangan teknologi, DRAM dirakit dalam bentuk kemasan berbentuk modul tersendiri untuk memudahkan pengelolaannya dan memudahkan penyatuannya dengan komponen lain saat dibutuhkan.  Berikut ini beberapa tipe standar modul RAM:

·         Chip DRAM (Integrated Circuit or IC)

o    DIP (Dual in-line Package).
Modul DIP yang sering ditemukan di pasaran umumnya mempunyai 16 pin (kaki), biasanya digunakan sebelum munculnya FPRAM di pasaran.
 


Modul DIP biasanya dipasangkan (disisipkan) pada soket yang memang sudah tersedia pada motherboard.  Soket tempat modul DIP ini berberntuk kotak, pada permukaan atasnya terlihat adanya sederetan lubang berjajar, tempat dimasukkannya kaki-kaki (pin) modul DIP.  Jumlah lubang ini sama dengan jumlah pin yang ada pada DIP.

·         Modules  DRAM

o    SIPP (Single In-line Pin Package), biasanya FPRAM

o    SIMM  (Single In-line Memory Module), biasanya FPRAM dan EDO RAM.  Di Pasaran, FPRAM yang sering ditemukan memiliki 30 pin, sedangkan EDO RAM memiliki 72 kaki.  SIMM 72 pin EDO RAM ini sering pula disebut dengan nama  PS/2  SIMM.

 o    DIMM  (Dual In-line Memory Module).  Contoh modul DRAM yang termasuk dalam tipe DIMM ini adalah SDRAM, DDR SDRAM, DDR2 SDRAM, dan DDR3 SDRAM.
SDRAM biasanya didesain memiliki 168 pin, DDR SDRAM didesain memiliki 184 pin, sedangkan DDR2 SDRAM dan DDR3 SDRAM didesain memiliki 240 pin.
 

o    RIMM  (Rambus In-line Memory Module).  Secara teknis, RIMM ini sebenarnya adalah DIMM.  Pemberian nama menjadi RIMM adalah hak bagi pemilik (pembuat) slot modul ini.  RIMM sering ditemukan memiliki 184 pin.

o    SO-RIMM  (Small outline RIMM).  SO-RIMM adalah versi yang lebih kecil bentuknya daripada RIMM.  Jika RIMM biasanya digunakan pada komputer PC desktop, SO-RIMM umumnya digunakan pada komputer laptop.  Secara teknis, SO-RIMM ini adalah SO-DIMM.  Pemberian nama menjadi SO-RIMM adalah hak bagi pemilik (pembuat) slot modul ini.

o    SO-DIMM  (Small outline DIMM), SO-DIMM adalah versi yang lebih kecil bentuknya daripada DIMM, kurang lebih separuh dari ukuran fisik DIMM.  Jika RIMM biasanya digunakan pada komputer PC desktop, SO-DIMM umumnya digunakan pada komputer laptop.  Terdapat beberapa versi SO-DIMM, antara lain SO-DIMM 72 bin (32 bit), 144 pin (64 bit), dan 200 pin (72 bit).


4.3   SDRAM

Seperti telah dibahas sebelumnya, bahwa SDRAM adalah kependekan dari Synchronous DRAM (Synchronous Dynamic Random Access Memory).  SDRAM diperkenalkan pertama kali pada tahun 1996.  SDRAM merupakan salah satu dari jenis memori komputer kategori solid state.  Modul memori SDRAM banyak digunakan pada komputer jenis PC.  Pada komputer yang menggunakan mikroprosesor produk Intel, SDRAM ini sering dipasangkan dengan Pentium MMX, Pentium Pro, Pentium II, Pentium III, Celeron, sebagian dengan Pentium 4.  Sedangkan pada komputer yang menggunakan mikroprosesor produk AMD, SDRAM ini sering dipasangkan dengan AMD Athlon dan Duron.

SDRAM yang pertama kali diperkenalkan berkecepatan 66 MHz yang kemudian lebih dikenal dengan nama SDRAM PC-66.  SDRAM PC-66 inilah yang sering dipasangkan dengan Pentium MMX, Pentium Pro dan Pentium II.  Pada perkembangan selanjutnya diproduksi SDRAM berkecepatan 100 MHz yang lebih dikenal dengan nama SDRAM PC-100.  Pada saat itu, SDRAM PC-100 banyak dipasangkan dengan komputer Pentium III dan AMD Athlon.  Sampai akhirnya diproduksi SDRAM yang lebih cepat lagi, yaitu SDRAM berkecepatan 133 MHz yang lebih dikenal dengan nama SDRAM PC-133, sering dipasangkan dengan komputer berbasis Pentium 4 ataupun AMD Athlon dan Duron.
Popularitas SDRAM mulai menurun ketika muncul modul memori yang lebih baru, yaitu DDR SDRAM.  Apalagi di pasaran, DDR SDRAM ini didukung dengan chipset yang stabil.  Modul memori baru tersebut menggeser popularitas SDRAM.

Tabel 146.   Komputer yang kompatibel dengan modul memori SDRAM
4.3.1  Organisasi  DRAM

Di dalam suatu chip memori terdapat lokasi yang secara fisik berfungsi sebagai tempat untuk menyimpan data, berupa sel-sel yang tersusun membentuk matriks (baris dan kolom).  Setiap selnya terbentuk dari satu kapasitor dan satu transistor.  Setiap sel (setiap unit penyimpan) mampu menyimpan satu bit data.  Dengan demikian, data yang disimpan dalam unit penyimpan ini, secara unik juga membentuk susunan baris dan kolom.  Sistem penyimpanan data di dalam sel-sel memori individual seperti ini terjadi pada setiap bank memori.  Jika controller mengakses DRAM akan dilakukan dengan cara menentukan bank memori lebih dahulu, kemudian menentukan baris dan kolomnya, dan akhirnya data akan dibaca dari lokasi fisik sel-sel memori tadi.  Pada DRAM modern, jumlah baris dan kolom sel (unit penyimpan data) tersebut dapat mencapai ribuan.
Dalam sebuah chip, data disimpan dalam bentuk bit pada setiap unit penyimpan.  Jumlah unit penyimpan pada setiap chip bervariasi, ada yang 64 M (64 juta), 128 M (128 juta), atau mungkin lebih (?) dengan lebar data 4x, 8x, atau 16x.  Jika sebuah chip berisi 64 M unit penyimpan dengan lebar data 4x, maka chip tersebut mampu menampung:




Dengan cara perhitungan yang sama, maka sebuah chip yang mengandung 128 M unit penyimpan dengan lebar data 4x, akan dapat menampung data sebanyak 512 Mbit atau 64 MB.  Dengan demikian dapat dirumuskan bahwa:

o    Jumlah bit pada setiap chip sama dengan jumlah bit seluruh unit penyimpan dalam chip tersebut. 
o    Sedangkan jumlah bit seluruh unit penyimpan dalam sebuah chip sama dengan jumlah seluruh unit penyimpan dikalikan lebar data.



Daya tampung data sebuah chip = jumlah unit penyimpan  x  lebar data


4.3.2   SDRAM  Latency

CPU (prosesor) bertugas memproses data yang diperoleh dari memori.  Oleh karena itu, sebelum CPU (prosesor) memproses data harus mengakses memori lebih dahulu untuk memperoleh data. Jika memori utama yang digunakan oleh komputer tersebut adalah SDRAM, maka prosesor harus mengakses SDRAM secara sempurna untuk memperoleh data.  Namun, umumnya, CPU modern memiliki kecepatan yang lebih tinggi (lebih cepat) dibandingkan kecepatan SDRAM, sehingga prosesor harus menunggu beberapa saat untuk mendapatkan data dari SDRAM.
Lambatnya pengambilan data dari SDRAM dipengaruhi berbagai faktor, salah satunya adalah SDRAM latency, yaitu lama waktu penundaan (kelambatan) yang terjadi apabila komputer mengakses data dalam SDRAM.  SDRAM latency berkaitan erat dan bahkan tak jarang turut memberikan sumbangan yang besar pada total memory latency (besarnya kelambatan memori secara keseluruhan) yang dapat mengakibatkan kemacetan pada sistem komputer.
Terdapat empat ukuran utama yang menentukan besarnya faktor kelambatan akses SDRAM (SDRAM latency), yaitu tCAS, tRCD, tRP, dan tRAS.  Huruf  ‘t’  kependekan dari time (lama waktu).


a.   tCAS (CAS Latency)

CAS kependekan dari Column Address Strobe atau kadang-kadang disebut juga kependekan dari  Column Address Select.  Kedua istilah ini mengacu pada kolom unit penyimpan data pada chip memori. tCAS menyatakan lama waktu (tenggang waktu) atau banyaknya siklus detak (clock cycle) yang diperlukan untuk mengakses kolom tertentu dari suatu blok data yang tersimpan di dalam SDRAM.  Lama waktu ini dihitung sejak memory controller mengenali modul memori untuk mengakses sebuah kolom tertentu, sampai data dibaca dan diusung ke luar melalui pin.  Lama waktu tCAS ini dikenal pula dengan sebutan CAS Latency  atau  tCL, atau CL.
Satuan lama waktu yang dipakai biasanya dinyatakan dengan banyaknya siklus detak yang diperlukan untuk mengakses kolom tersebut.   Sehingga dapat pula dikatakan bahwa tCAS (CAS Latency) menggambarkan banyaknya siklus detak (clock cycle) yang diperlukan terhitung sejak permintaan pengiriman data pada lokasi memori hingga data tersebut kemudian ditransmisi oleh modul SDRAM tadi.


CAS Latency adalah lamanya tenggang waktu yang dibutuhkan untuk menunggu yang dihitung sejak perintah pengiriman data diberikan kepada memori sampai mulai dilakukannya pengiriman data sebagai jawaban dari perintah tadi.  Tenggang waktu ini merupakan jarak waktu yang dihitung sejak prosesor memberi perintah pengambilan data dari memori sampai didapatkannya respon atau jawaban berupa dimulainya pengiriman data dari memori.


Data dalam bentuk bit yang diambil dari memori, diubah menjadi bentuk byte ketika dikirim ke interface prosesor.  Proses pengubahan ini kadang-kadang terjadi pada modul memori, kadang-kadang juga terjadi pada chip prosesor.
Bila memilih salah satu dari dua buah atau lebih modul RAM yang memiliki clock speed (bus) yang sama, sebaiknya memilih yang nilai atau angka CAS Latency-nya rendah, karena RAM ini dapat mentransfer data lebih cepat.  Semakin rendah nilai/angka CAS Latency-nya, semakin baik untuk dipilih.
Lantency, berpengaruh terhadap operasi instruksi memori, operasi baca/tulis, dan operasi lainnya.  Jika nilai latency-nya besar, maka CPU (prosesor) akan menunggu kiriman data lebih lama.


Pembandingan CAS Lantency SDRAM.

Agar lebih jelas, bagaimana CAS Lantency (CL) mempengaruhi cepat-lambatnya pengambilan data pada RAM, berikut ini disajikan ilustrasinya.

Misalkan terdapat dua modul SDRAM, yaitu SDRAM A dan SDRAM B, yang memiliki clock speed yang sama, yaitu 100 MHz.  tetapi CAS Latency-nya berbeda. SDRAM A memiliki nilai CL=3, sedangkan SDRAM B memiliki nilai CL=4.  Hal ini bermakna:

o    SDRAM A memiliki waktu penundaan 3 siklus detak (clock cycle) untuk mendapatkan data bit pertama.  Jika untuk setiap siklus detaknya membutuhkan waktu 10 ns, maka untuk mendapatkan data bit pertama, memerlukan waktu 3 x 10 ns = 30 ns.
o    SDRAM B memiliki waktu penundaan 4 siklus detak (CL=4).  Untuk setiap siklus detaknya membutuhkan waktu 10 ns, sehingga untuk mendapatkan bit pertama, memerlukan waktu 4 x 10 ns = 40 ns.

Tampak bahwa pengambilan data atau bit yang pertama dari SDRAM A, lebih cepat (memerlukan waktu yang lebih pendek) dari pada SDRAM B, karena nilai CL SDRAM A lebih kecil dibandingkan nilai CL SDRAM B.


Perlu dicatat bahwa nilai 10 ns per siklus detak diperoleh dari perhitungan:

o    Clock speed SDRAM = 100 MHz =  100.000.000 Hz,  artinya kecepatan SDRAM 100.000.000 siklus detak per detik. 
o    Sedangkan 1 detik = 1.000.000.000 nano detik = 1.000.000.000 nano second (ns)
o    Sehingga jika dihitung, per siklus detak-nya memerlukan waktu:

    1.000.000.000  ns
                                                  =  10 ns per siklus detak
    100.000.000   siklus detak

Dengan kata lain dapat dituliskan:     1 siklus detak =  10 ns


Sebagai bahan perbandingan, berikut ini disajikan perhitungan bila kedua modul SDRAM mempunyai clock speed yang berbeda dengan nilai CL yang juga berbeda.
Misalkan SDRAM A memiliki clock speed 100 MHz dengan nilai CL=3, dan SDRAM B memiliki clock speed 133 MHz dengan nilai CL=4.  Maka CAS Latency-nya dapat dihitung sebagai berikut:

o    SDRAM A memiliki waktu penundaan 3 siklus detak (CL=3) untuk mendapatkan bit pertama.  Setiap siklus detaknya  memerlukan waktu 10 ns.  Maka total lama waktu yang diperlukan untuk mendapatkan bit pertama, adalah 3 x 10 ns = 30 ns.
o    SDRAM B memiliki waktu penundaan 4 siklus detak (CL=4).  Setiap siklus detaknya membutuhkan waktu 7,5 ns, sehingga untuk mendapatkan bit pertama, memerlukan lama waktu 4 x 7,51 ns = 30,04 ns.

Bandingkanlah, lawa waktu SDRAM A dan SDRAM B untuk mendapatkan bit pertama dapat dikatakan sama (karena tipis sekali perbedaannya).  Jika saja clock speed SDRAM B sedikit lebih tinggi, dapat dipastikan SDRAM B akan lebih cepat menstransmisi data dibandingkan SDRAM A.


Lama waktu per siklus detak SDRAM ber-clock speed 133 MHz adalah 7,5 ns per siklus detak.  Nilai ini diperoleh dari perhitungan:

o    Clock speed SDRAM = 133 MHz =  133.000.000 Hz,  artinya kecepatan SDRAM 133.000.000 siklus detak per detik. 
o    Sedangkan 1 detik = 1.000.000.000 nano detik
 = 1.000.000.000 nano second (ns)
o    Sehingga jika dihitung, per siklus detak-nya memerlukan waktu:

    1.000.000.000  ns
                                              
    133.000.000   siklus detak

= 7,51 nano detik per siklus detak  (7,5 ns per clock cycle)

Dengan kata lain dapat dituliskan:     1 siklus detak =  7,51 ns


Jelas bahwa besarnya CAS Latency berpengaruh terhadap cepat-lambatnya pengambilan data dari RAM, yaitu pada pengambilan bit pertama pada RAM.  Bila kedua SDRAM mempunyai clock speed yang sama, memilih SDRAM yang nilai atau angka CAS Latency-nya lebih rendah, lebih menguntungkan karena pengambilan data dari RAM dapat berjalan lebih cepat.  Namun, bila clock speed kedua SDRAM tersebut berbeda, memilih SDRAM yang clock speed-nya lebih tinggi mungkin akan lebih menguntungkan, walaupun nila CAS Latency-nya lebih besar.  Sebab, waktu penundaan (CAS Latency) hanya terjadi pada pengambilan bit pertama, tidak terjadi pada bit kedua dan bit selanjutnya.  Bila pengambilan data berlangsung beruntun lebih dari satu bit, maka SDRAM yang clock speednya lebih tinggi akan lebih cepat.  Perhatikan contoh perhitungan berikut:



Misalkan terdapat dua modul SDRAM, yaitu SDRAM A dan SDRAM B. SDRAM A memiliki clock speed 100 MHz dengan CAS Latency (CL) = 3.  SDRAM B memiliki clock speed 133 MHz dengan CAS Latency (CL) = 4.  Keduanya akan mentransmisi 4 bit data secara beruntun.

o    SDRAM A memiliki waktu penundaan 3 siklus detak (CL=3) untuk mendapatkan bit pertama.  Setiap siklus detaknya  memerlukan waktu 10 ns.  Maka,
Ø  lama waktu yang diperlukan untuk mendapatkan bit pertama, adalah 3 x 10 ns = 30 ns.
Ø  lama waktu yang diperlukan untuk mendapatkan bit kedua sampai bit keempat, adalah 3 x 10 ns = 30 ns.
Ø  Total lama waktu yang diperlukan untuk mendapatkan bit pertama sampai dengan keempat, adalah 30 ns + 30 ns = 60 ns

o    SDRAM B memiliki waktu penundaan 4 siklus detak (CL=4) untuk mendapatkan bit pertama, Setiap siklus detaknya  memerlukan waktu 7.51 ns.  Maka,
Ø  lama waktu yang diperlukan untuk mendapatkan bit pertama, adalah 4 x 7,51 ns = 30,04 ns.
Ø  lama waktu yang diperlukan untuk mendapatkan bit kedua sampai bit keempat, adalah 3 x 7,51 ns = 22,53 ns.
Ø  Total lama waktu yang diperlukan untuk mendapatkan bit pertama sampai dengan keempat, adalah 30,04 ns + 22,53 ns = 52,57 ns

Tampak bahwa untuk menyelesaikan pengambilan 4 bit data secara beruntun, SDRAM B lebih cepat dibandingkan SDRAM A, karena secara keseluruhan SDRAM B memerlukan waktu  yang lebih pendek.  Dengan kata lain dapat dikatakan bahwa SDRAM yang memiliki clock speed lebih tinggi, lebih baik dan secara keseluruhan tetap lebih cepat (walaupun memiliki nilai CAS Latency yang lebih tinggi) dibandingkan SDRAM yang clock speed-nya lebih rendah dengan CAS Latency yang rendah juga.

Patut dicatat bahwa SDRAM yang kecepatannya tinggi dapat diinstall-kan pada sistem komputer yang kecepatannya lebih rendah.  Namun, kecepatan SDRAM tersebut akan menurun dengan sendirinya disesuaikan dengan kecepatan sistem komputer tadi.  Misalnya, SDRAM berkecepatan 133 MHz dapat dipasangkan pada sistem komputer yang kecepatan bus memorinya 100 MHz, tetapi SDRAM tadi akan berjalan pada kecepatan 100 MHz, tidak lagi berjalan pada kecepatan 133 MHz.  Dengan demikian, pemasangan RAM yang berkecepatan tinggi pada sistem komputer yang bus memorinya lebih rendah tidak akan meningkatkan performa atau kinerja komputer.


b.  tRAS

RAS kependekan dari Row Address Strobe.  tRAS menyatakan banyaknya siklus detak (clock cycle) minimum yang diperlukan untuk mengakses baris tertentu dari sekelompok data di dalam RAM merupakan total waktu yang diperlukan antara kondisi ‘aktif’ dengan kondisi ‘precharge.  tRAS ini dikenal pula dengan sebutan Active to Precharge Delay.


c.   tRCD (RAS to CAS Delay)

Selengkapnya, RCD kependekan dari Row address to Column address Delay.  tRCD menyatakan banyaknya siklus detak (clock cycle) yang diperlukan antara RAS dan CAS.  Hal ini menggambarkan banyaknya waktu yang diperlukan sejak komputer menentukan baris dan kolom dari suatu blok memori hingga proses pembacaan atau penulisan yang sebenarnya pada lokasi tersebut.


d.   tRP (RAS Precharge)

tRP kependekan dari Row Precharge time.  tRP menyatakan banyaknya siklus detak (clock cycle) yang diperlukan untuk mengakhiri akses suatu baris data dari suatu memori, sampai membuka akses baris data berikutnya pada memori tadi.  Dengan kata lain, tRP ini menggambarkan banyaknya tenggang waktu antara perintah ‘precharge’ dengan perintah ‘aktif’.  Perintah ‘precharge’ adalah perintah tanda ditutupnya siklus akses yang baru saja dilakukan (pada memori), dan perintah ‘aktif’ adalah tanda dimulainya siklus pembacaan atau penulisan baru.


3.3.3   Notasi SDRAM Latency
Dalam prakteknya, untuk mengetahui ukuran kelambatan akses data pada SDRAM (SDRAM Latency), biasanya diwujudkan dalam bentuk penulisan empat deretan angka integer.  Antara angka satu dengan lainnya dipisahkan oleh tanda atau garis penghubung (tanda ‘―‘). Deretan angka ini menggambarkan seberapa besar nilai kelambatan SDRAM.  Deretan angka tersebut biasanya berturut-turut mengnyatakan besarnya nilai tCAS-tRCD-tRP-tRAS. Misalnya,  2-2-3-6 atau 3-3-4-7 atau 4-5-6-12.  Setiap perusahaan produsen RAM umumnya mencantumkan nilai latency RAM produksinya.
Jika deretan angka atau nilai latency tadi adalah 2.4-3-3-7, maka bermakna nilai tCAS=2.4, tRCD=3, tRP=3, dan tRAS= 7.  Nilai tCAS=2.4 bermakna bahwa nilai latency-nya adalah .4, sedangkan angka 2 menggambarkan tipe RAM tersebut, yaitu tipe DDR (Double Data Rate) RAM.
Kadang-kadang pengguna komputer ingin mengatur nilai latency SDRAM secara manual ketika SDRAM tersebut sudah terpasang pada sistem hardware komputer.  Pengaturan secara manual nilai latency RAM dapat dilakukan pada BIOS, karena pada BIOS suatu PC seringkali disediakan menu pengaturan nilai latency suatu RAM.  Para pengguna komputer dapat melakukan pengaturan sendiri melalui fasilitas yang tersedia pada BIOS tersebut dalam upaya untuk meningkatkan performa dan stabilitas komputer. 
Pengaturan secara manual ini harus dilakukan dengan benar, sebab bila salah dalam menuliskan nilai latencynya, misalnya angkanya terlalu rendah (lebih rendah) dari nilai sebenarnya, dapat mengakibatkan sistem komputer menjadi crash atau gagal melakukan booting.  Perlu diketahui bahwa penulisan nilai latency yang angkanya lebih rendah dari nilai sebenarnya, berarti melakukan tindakan overclocking pada SDRAM yang sedang digunakan.  Untungnya, pada saat ini, sebagian besar komputer telah dilengkapi fitur pengaturan RAM timing (angka latency) secara otomatis yang didasarkan pada Serial Presence Detect (SPD) ROM yang terdapat di dalam RAM yang mengandung keempat nilai timing tadi yang telah ditentukan oleh pabrik pembuat RAM.  Dengan demikian, para pengguna komputer tidak perlu khawatir dan tidak lagi disibukkan oleh pengaturan nilai latency secara manual.

  
4.4   DDR SDRAM

DDR SDRAM kependekan dari Double Data Rate Synchronous Dynamic Random Access Memory.  Secara fisik DDR SDRAM adalah IC memori yang sering digunakan dalam komputer.  Sesuai dengan namanya (DDR, Double Data Rate), memori ini memiliki bandwidth dua kali lipat memori SDRAM.  Dalam satu siklus detak (clock cycle) mampu menstranmisi dua data (double pumped, dual pumped, double transition), yaitu pada saat kurva clock signal sedang tinggi dan saat kurva clock signal sedang turun.  Modul DDR SDRAM pertama kali diperkenalkan dan digunakan untuk PC pada tahun 2000.

 
DDR SDRAM merupakan jenis DRAM 64 bit.  Dengan demikian laju transfer data maksimum DDR SDRAM adalah 16 kali frekuensi bus memorinya (2 x 8 x frekuensi bus memori).  Misalkan frekuensi bus memorinya adalah 100 MHz, maka laju transfer data maksimum adalah 1600 MB/s (1600 MB per detik), yang diperoleh dari perhitungan:

2 x 8 x 100 = 1600 MB/s

Angka 2, menyatakan nilai DDR (double pump), transmisi data terjadi dua kali per siklus detak. Angka 8, menyatakan lebar bus memori dalam satuan byte (64 bit = 8 byte). Angka 100, menyatakan frekuensi (clock speed) bus memori (100 MHz).

Perlu diketahui bahwa DDR SDRAM menggunakan teknologi DDR (Double Data Rate) hanya untuk jalur pengiriman data, sedangkan Address dan Control signals masih menggunakan teknologi SDR (Single Data Rate).
Berikut ini disajikan laju transfer data maksimum (bandwidth maksimum) beberapa DDR SDRAM standar.

 
Tabel 147.  Konversi laju transfer modul memori DDR SDRAM

Antara DDR SDRAM satu dengan lainnya pada prinsipnya tidak terdapat perbedaan arsitektural, perbedaan hanya terjadi pada kecepatan/frekuensi bus-nya saja.  Misalnya, PC- 2100 didesain berjalan pada frekuensi bus (clock) 133 MHz, sedangkan PC-3200 didesain berjalan pada frekuensi bus (clock) 200 MHz.  Semakin tinggi frekuensi bus memorinya, semakin cepat transmisi data yang kerjakan oleh DDR SDRAM.
DDR SDRAM biasanya dapat diatur agar bekerja lebih cepat dari frekuensi bus standar-nya atau bekerja lebih lambat dari frekuensi bus standar-nya.  Pada prakteknya, pengaturan DDR SDRAM agar bekerja dengan kecepatan melebihi frekuensi bus standarnya, disebut dengan istilah overclocking.  Sedangkan bila diatur agar bekerja dengan kecepatan lebih lambat dari frekuensi bus standarnya, disebut underclocking.  Pengertian overclocking dan underclocking pada DDR SDRAM ini analogis dengan pengertian  overclocking dan underclocking pada prosesor.  Pada dasarnya, overclocking adalah upaya peningkatan frekuensi clock, sedangkan  underclocking adalah penurunan frekuensi clock.
DDR SDRAM yang digunakan untuk komputer PC Desktop umumnya bertipe DIMM yang memiliki 184 pin.  Jumlah pin ini lebih banyak dibandingkan SDRAM yang juga bertipe DIMM yang hanya memiliki 168 pin. Namun, jumlah pin tersebut lebih rendah dibandingkan DDR2 SDRAM yang memiliki 240 pin.  Dengan demikian, secara fisik, DDR SDRAM mudah dibedakan dari SDRAM maupun dari DDR2 SDRAM.
DDR SDRAM yang digunakan untuk PC Desktop berbeda dengan DDR SDRAM yang digunakan untuk komputer laptop/notebook.  DDR SDRAM untuk komputer laptop disebut DDR SO-DIMM yang memiliki 200 pin.   DDR2 SO-DIMM juga memiliki 200 pin.  DDR SDRAM didesain beroperasi pada tegangan 2,5 Volt (bandingkan dengan SDRAM yang didesain beroperasi pada tegangan 3,3 Volt).  Khusus untuk chip atau modul standar DDR-400 (PC-3200) didesain bekerja pada tegangan 2,6 Volt. Jelas bahwa DDR SDRAM lebih hemat energi dibandingkan SDRAM.  Oleh karena itu, DDR SDRAM cocok digunakan untuk komputer laptop karena dapat lebih menghemat energi battery dibandingkan SDRAM.
Kompatibilitas DRAM dipasangkan pada motherboard sangat bergantung pada prosesor dan chipset yang terdapat pada motherboard tersebut.  Dalam hal ini, chipset berperanan sangat penting, karena chipsetlah yang menentukan/mengatur jenis atau tipe memori apa yang sesuai atau dapat dipasangkan pada motherboard tersebut, bahkan juga mengatur/menentukan kapasitas dan jumlah modul memori yang dapat dipasangkan.  Sekarang ini tidak sedikit chipset-chipset baru yang menggunakan tipe memory (DDR SDRAM) berkonfigurasi dual channel yang memiliki bandwidth dua atau empat kali lipat memori single channel.

 

4.4.1   Karakteristik Chip DDR SDRAM

 

o    Daya tampung data sebuah chip DRAM, atau biasa disebut kepadatan data yang bisa ditampung dalam sebuah chip DRAM biasanya diukur dengan satuan megabit.  Sebagai contoh, 256 Mbit.  Nilai 256 Mbit (megabit) setara dengan 32 MB (megabyte).  Nilai 32 MB diperoleh dari perhitungan:
 

o    Untuk chip DRAM yang berdaya tampung 512 Mbit, maka nilai 512 Mbit tersebut setara dengan 64 MB.  Nilai ini diperoleh dari perhitungan:


Daya tampung data (kapasitas) setiap chip yang terpasang dalam satu modul adalah sama.



4.4.2   Karakteristik Module DDR SDRAM

 

o    Chip dalam satu modul biasanya berjumlah 8 atau kelipatan dari angka 8 untuk modul non ECC, sedangkan jumlah chip untuk modul ECC biasanya 9 atau kelipatan 9.  DRAM ECC, menggunakan satu bit dari setiap bytenya untuk error correction.  Chip-chip tersebut umumnya berjajar menempati satu sisi/satu permukaan modul (single sided), atau berjajar menempati kedua sisi/kedua permukaan modul (dual sided).  Jumlah chip maksimum dalam satu modul adalah 36 buah chip (9x4).  Ukuran fisik chip pada modul DDR SDRAM yang memiliki 36 chip, biasanya lebih kecil dibandingkan modul DDR SDRAM yang memiliki 9 atau 18 chip.  Deretan chip yang terdapat pada keping memori biasanya disebut dengan istilah chipset module.


ECC kependekan dari  Error Code Correction, namun, sering juga dikatakan kependekan dari Error Checking and Correction. Memori ECC adalah memori yang dilengkapi dengan chip memori  cadangan sehingga sistem masih bisa berjalan meskipun salah satu chip memori gagal berfungsi.  Memori ini memiliki jalur data (byte) ekstra yang digunakan untuk mengkoreksi kesalahan-kesalahan kecil dan mendeteksi kesalahan-kesalahan umum untuk meningkatkan kepercayaan yang lebih baik.
Di pasaran, modul SODIMM 144 pin (SDRAM) yang tersedia adalah versi non ECC (Error Code Correction). Versi ECC belum pernah ditemukan. Kapasitas memori terbesar yang tersedia di pasaran Indonesia sebesar 512 Mb (tahun 2007). Saat bekerja, memori ini memerlukan tegangan sebesar 3,3 volt.
      SODIMM 200 pin (DDR-SDRAM) banyak digunakan untuk laptop/notebook kelas atas yang mengutamakan performa dan kinerja tinggi. Konsumsi dayanya lebih irit yaitu 2,5 volt, sehingga dapat menghemat batere agar bertahan lebih lama. Di pasaran, tersedia versi ECC maupun non ECC. Versi ECC memiliki kinerja lebih baik dibandingkan versi non ECC. Namun, semua ini memerlukan dukungan chipset dan motherboard yang sesuai agar dapat bekerja dengan sempurna



o   Pada satu sisi (satu permukaan) sebuah modul DRAM dapat dipasangkan satu atau dua dereten chip DRAM, sehingga pada dua sisi (dua permukaan) sebuah modul DRAM dapat dipasangkan total dua atau empat dereten chip DRAM.  Bila sebuah modul memiliki total lebih dari satu deretan chip DRAM, maka memory controller secara periodik/bergantian perlu menutup atau membuka operasi deretan chip tadi, karena hanya satu deretan chip DRAM yang bisa diaktifkan ketika komputer sedang aktif bekerja.
o    Seperti halnya SDRAM, tipe kemasan DDR SDRAM ada yang DIMM (untuk PC desktop), ada pula yang SO DIMM (untuk laptop/notebook).
o    Daya yang dibutuhkan untuk operasional DDR SDRAM akan meningkat seiring dengan meningkatnya kecepatan (clock speed) DDR SDRAM.
o    Seperti SDRAM, kecepatan DDR SDRAM juga dipengaruhi oleh memori latency (DDR SDRAM latency) yang terdiri dari tCAS (CAS latency), tRCD, tRP, dan tRAS.

Patut dicatat bahwa karakteristik chip dan modul DDR SDRAM merupakan dua hal yang tidak dapat dipisahkan.  Keduanya saling berkaitan.  Karena daya tampung data pada setiap chip adalah sama (seragam), maka kapasitas atau daya tampung data modul memori ditentukan oleh besar kapasitas per chip dikalikan jumlah chip yang terpasang pada modul.



4.4.3   Kepadatan memori (memory density)

DDR SDRAM PC3200 dirancang bekerja dengan kecepatan (clock rate) 200 MHz.  Chip yang digunakan adalah chip DDR-400.  Oleh karena jenis DRAM ini menggunakan teknologi DDR, maka dapat dikatakan bahwa kecepatan efektifnya (effective clock rate) sebesar 400 MHz.  Dengan demikian DDR SDRAM PC3200 memiliki bandwidth 3200 MB/s.
Modul DDR SDRAM PC3200 non-ECC (184 pin) berkapasitas 1GB yang banyak beredar di pasaran Indonesia, umumnya mempunyai 16 chip yang terpasang berjajar pada kedua sisi (side) modul, masing-masing sisi berisi 8 chip.  Daya tampung data setiap chip-nya 512 Mbit.  Secara individual, chip ini tersusun dari 64 M (64 juta) unit penyimpanan, lebar data 8 bit (x8).  RAM yang diproduksi dengan rancangan seperti ini disebut Low Density DDR SDRAM (RAM berkepadatan rendah).
Modul DDR SDRAM PC3200 non-ECC berkapasitas 1 GB yang memiliki spesifikasi sama seperti di atas, namun secara individual, setiap chip-nya tersusun dari 128 M (128 juta) unit penyimpanan, lebar data 4 bit (x4), disebut High Density DDR SDRAM (RAM berkepadatan tinggi).  Secara visual, sedikit sekali perbedaan antara Low Density DDR SDRAM dengan High Density DDR SDRAM.
Perusahaan Samsung diketahui memproduksi chip untuk modul DDR SDRAM PC3200 berkepadatan tinggi (High Density DDR SDRAM).  Terdapat dua versi ukuran fisik chip yang diproduksi oleh Samsung, yaitu chip yang berukuran 22 x 10 mm, dan chip yang berukuran 12 x 9 mm.  Chip berkepadatan tinggi produk Samsung ini dapat dikenali dengan mudah melalui kode angka yang tertera (tertulis) pada permukaan chip.  Jika karakter keenam dan ketujuh dari deretan kode tersebut adalah ‘04’ (misalnya K4H510438D-UCCC), maka lebar datanya 4 bit (x4), hal ini menunjukkan chip tersebut adalah chip berkepadatan tinggi (High Density).  Jika karakter tersebut adalah ‘08’, maka lebar datanya 8 bit (x8), hal ini menunjukkan chip tersebut adalah chip berkepadatan rendah (Low Density). 

 

 

 

4.4.4   MDDR


MDDR kependekan dari Mobile DDR SDRAM.  Type memori ini banyak digunakan pada peralatan elektronik ‘portable’ (mudah dibawa kemana-mana), misalnya telepon ‘mobile’ dan digital audio players.  MDDR bekerja pada tegangan 1,8 Volt, merupakan tegangan yang tergolong rendah, hemat energi, kebutuhan daya rendah (dibandingkan dengan DDR SDRAM standar yang bekerja pada tegangan 2,5 Volt).


4.5   DDR2 SDRAM

DDR2 SDRAM kependekan dari Double Data Rate two Synchronous Dynamic Random Access Memory.  Dalam teknik elektronika, DDR2 SDRAM adalah RAM berkecepatan tinggi yang berfungsi untuk menyimpan data ketika komputer sedang bekerja.  Selain merupakan bagian dari perangkat komputer, DDR2 SDRAM juga digunakan pada peralatan elektronik digital lainnya.

DDR2 SDRAM termasuk keluarga SDRAM, merupakan salah satu hasil penerapan dari teknologi DRAM.  DDR2 SDRAM adalah hasil perkembangan yang lebih maju dari generasi pendahulunya, yaitu DDR SDRAM.  Kelebihan utama DDR2 SDRAM terletak pada kemampuannya dalam mengoperasikan (menjalankan) bus data eksternal dua kali lebih cepat dibandingkan DDR SDRAM.  Hal ini bisa terjadi karena adanya perbaikan pada sistem peng-signalan-an bus (bus signaling), dan pengoperasian sel-sel memori yang lebih cepat dibandingkan DDR SDRAM, tetapi, sayangnya DDR2 akan menghasilkan latency yang lebih tinggi sehingga dapat menurunkan performa memori itu sendiri.
Tidak berbeda dengan SDRAM, DDR2 menyimpan data pada unit penyimpan berupa sel-sel memori yang kemudian akan diaktivasi dengan menggunakan clock signal agar bekerja (beroperasi) serempak dengan bus data eksternal.  Seperti halnya DDR, DDR2 juga mentransmisi data dua kali dalam satu siklus detak (clocok cycle), mengingat DDR2 juga mengunakan teknologi double data rate (dual pumped, double pumped, atau double transition), yaitu pada saat kurva clock signal sedang tinggi dan saat kurva clock signal sedang turun.  Pokok perbedaan antara DDR dengan DDR2 yaitu:

Bus pada DDR2 didetakkan dua kali kecepatan sel-sel memori, sehingga dapat mentransfer data empat bit per siklus sel memori.  Bandingkan dengan DDR yang hanya mampu mentransfer dua bit per siklus sel memori.  Secara efektif, bus DDR2 dapat dijalankan dua kali kecepatan bus DDR.


Controller internal pada DDR mengerjakan 2 bit data dari media simpan data (storage), DDR2 dapat mengerjakan 4 bit sekaligus. Dengan demikian, DDR2 memiliki kecepatan transfer data dua kali lebih cepat dibandingkan DDR. Sedangkan DDR memiliki kecepatan transfer data dua kali lebih cepat dibandingkan SDRAM. Oleh karena itu, bila dibandingkan dengan SDRAM, maka kecepatan DDR2  empat kali lebih cepat dibandingkan SDRAM.


DDR2 bekerja pada voltase yang lebih rendah dibandingkan DDR.  Jika DDR didesain bekerja pada voltase 2,5 Volt, maka DDR2 didesain bekerja pada voltase 1,8 Volt.

 

 

                4.5.1   Spesifikasi standar

 

Modul DDR2 SDRAM yang digunakan dalam komputer PC desktop umumnya bertipe DIMM (Dual In-line Memory Module), memiliki 240 pin.  Pada deretan pin terdapat satu buah lubang takikan (notch).  Lubang takikan ini berada di deretan pin dibagian tengah, mirip dengan posisi lubang takikan pada DDR SDRAM, tetapi posisi lubang takikan pada DDR2 SDRAM lebih ke tengah.  Bandingkan dengan SDRAM yang mempunyai dua lubang takikan.
Lubang takikan ini berguna untuk mencegah agar masing-masing tipe DRAM tersebut tidak saling dipertukarkan, karena masing-masing tipe DRAM tersebut tidak saling kompatibel.  Akibat perbedaan lubang takikan tersebut, maka modul SDRAM tidak akan cocok (tidak dapat) dimasukkan atau diselipkan pada slot DDR2 SDRAM maupun slot DDR2 SDRAM.  Sebaliknya, modul DDR2 SDRAM tidak cocok dimasukkan atau diselipkan pada slot SDRAM maupun slot DDR SDRAM.
Berikut ini disajikan laju transfer data maksimum (bandwidth maksimum) beberapa DDR SDRAM standar.

Tabel 148.  Konversi laju transfer modul memori DDR2 SDRAM

Nama standar DDR2 biasanya dituliskan DDR2-xxx,  simbol  xxx kecepatan transfer data per detik (bukan bandwidth).  Jika dalam satu detik mampu melakukan 400 juta proses transfer data, maka penulisan nama standar DDR2 menjadi DDR2-400.  Sedangkan nama modul memori biasanya dituliskan PC2-xxxx.  Simbol  xxxx  melukiskan nilai bandwidth teoritis modul memori DDR2 SDRAM.  Jika nama modul memori adalah PC2-3200, maka bandwidth modul memori tersebut 3200 MB/s (3,2 milyar byte per detik).  Artinya, modul memori tadi mampu mentranmisi data sebanyak 3,2 milyar byte per detik.  Nilai ini diperoleh dari perhitungan:

Bandwidth  =  kecepatan transfer data per detik  x   lebar bit data

Lebar bit data DDR2 SDRAM adalah 64 bit.  Kecepatan transfer data DDR2 SDRAM PC2-3200 adalah 400 000 000 per detik.  Dengan demikian, bandwidth-nya adalah:

Bandwidth   =   400 000 000 transfer per detik  x  64  bit
=   25.600.000.000  transfer bit per detik, atau
=   25.600.000.000  bit per detik

Jika nilai satuan  bit  dikonversi ke  byte,  maka nilai tadi harus dibagi dengan angka 8 sebab 1 byte = 8 bit (satu byte memerlukan delapan bit).  Nilainya menjadi:

Bandwith     =  (25.600 000 000) / 8 Byte per detik
                                 =  3200 000 000 Byte per detik
                                 =  3200  MB per detik
                                 =  3200  MB/s  (Mega Byte per second)

Itulah sebabnya DDR2-400 disebut juga dengan nama PC2-3200.  DDR2-400 adalah nama standar, sedangkan PC2-3200 adalah nama modul memori.  Semakin tinggi kecepatan transfer data memori DDR2 SDRAM, semakin besar nilai bandwidthnya.
Pada beberapa modul DDR2 SDRAM, simbol angka  xxxx  yang tertera pada penulisan PC2-xxxx, merupakan angka hasil dari pembulatan ke nilai atas ataupun pembulatan ke nilai bawah.  Contohnya, DDR2 SDRAM yang frekuensi bus memorinya 133 MHz, memiliki bandwidth 4266 MB/s.  Modul memorinya kadang-kadang dituliskan PC2-4200 (pembulatan ke nilai bawah), kadang-kaang dituliskan PC2-4300 (pembulatan ke nilai atas).  Beberapa perusahaan cenderung menuliskan ke nilai pembulatan atas, yaitu PC2-4300 karena berdasarkan hasil testing, modul DDR2 SDRAM ini mampu berjalan dengan kecepatan melebihi kecepatan standarnya.  Penulisan semacam ini juga terjadi pada modul yang frekuensi bus memorinya 166 MHz yang kemudian dilabel PC2-5400, dan modul yang frekuensi bus memorinya 266 MHz yang kemudian dilabel PC2-8600.
Modul atau keping DDR2 SDRAM yang tersedia di pasaran, ada yang tipe ECC, ada pula yang non ECC.  Ada yang tipe buffered, ada pula yang unbuffered.  Itulah sebabnya, varian DDR2 SDRAM yang beredar di pasaran menjadi cukup banyak. Tipe-tipe DDR2 SDRAM biasanya dituliskan dengan aturan sebagai berikut:

o   Modul DDR2 SDRAM yang dilengkapi ECC dapat diketahui dengan mudah, karena biasanya kode tulisan ECC ini tertera (ditambahkan) di belakang nama modul memori.  Misalnya PC2-4200 ECC, berari modul memori ini adalah modul DDR2 SDRAM PC2-4200 yang dilengkapi ECC.
o   Modul DDR2 SDRAM tipe buffered (buffered memory) juga dapat diketahui dengan mudah.  Di belakang nama modul memori ini biasanya dicantumkan tanda huruf (karakter)  ‘R’, misalnya PC2-4200R, berarti modul memori ini adalah tipe modul DDR2 SDRAM PC2-4200 buffered.  Jika modul memori ini bertipe unbuffered (unbuffered memory), maka kadang-kadang (kemungkinan) di belakang nama modul memori ini dicantumkan tanda huruf (karakter)  ‘U’.  Misalnya PC2-4200U, berarti modul memori ini adalah tipe modul DDR2 SDRAM PC2-4200 unbuffered.  Bila modul DDR2 SDRAM bertipe buffered yang dilengkapi ECC, maka di belakang nama modul biasanya diberi tambahan kode huruf  R ECC.  Misalnya PC2-4200R ECC, berarti modul memori ini adalah tipe modul DDR2 SDRAM PC2-4200 buffered yang dilengkapi ECC.

Modul DDR2 SDRAM tipe buffered umumnya memiliki sebuah chip yang berbeda yang letaknya berada di tengah-tengah modul RAM diantara deretan chip memori yang ada.  Chip tersebut yang disebut ‘buffer’,  bentuknya mirip dengan chip memori.  Secara visual, seringkali modul RAM buffered dan unbuffered sulit dibedakan.  Patut dicatat bahwa modul DDR2 SDRAM tipe buffered harganya lebih mahal.  Modul yang banyak dijual di pasaran adalah DDR2 SDRAM tipe unbuffered.
o   Modul memori Fully Buffered (Fully Buffered module) DDR2 SDRAM dapat dikenali dengan melihat tanda huruf yang tertera di belakang nama modul.  Apabila terdapat tambahan kode huruf  ‘F’  atau  ‘FB’, berarti modul tersebut adalah modul memori Fully Buffered.  Secara fisik desain modul DDR2 SDRAM Fully Buffered berbeda dengan modul DDR2 SDRAM lainnya.  Takikan (notch) pada deretan pin, posisinya tidak sama, sehingga modul DDR2 SDRAM Fully Buffered tidak dapat diselipkan pada slot RAM yang biasanya digunakan untuk tipe DDR2 SDRAM lainnya.  Hal ini untuk mencegah kemungkinan terjadinya kerusakan, karena DDR2 SDRAM Fully Buffered memang tidak kompatibel dengan tipe DDR2 SDRAM lainnya.


Perlu diketahui bahwa modul memori unbuffered tidak cocok dipasangkan dengan modul memori buffered pada saluran (channel) yang sama.




Buffered memory adalah memori yang memiliki logic khusus untuk mengatur pembagian beban kerja pada setiap chip memori yang terdapat pada suatu modul DRAM.  Buffered memory berguna untuk meningkatkan kemampuan kerja (kinerja) suatu modul DRAM.  Modul memori yang termasuk jenis buffered biasanya memiliki chip-chip buffer berukuran kecil yang terpasang pada modul tersebut.  Modul memori tipe ini biasanya digunakan untuk sistem komputer yang sangat penting, atau untuk komputer-komputer yang memiliki beban kerja tinggi pada memori, misalnya komputer server.  Komputer-komputer PC desktop atau mobile yang biasa dipakai untuk kantor, rumahan atau pribadi, yang beban kerja ke memorinya tidak begitu besar, tidak perlu menggunakan memori tipe ini.  Justru, apabila menggunakan memori tipe buffered, tak jarang mengakibatkan kinerja komputer menjadi lambat, karena memori tipe buffered memiliki latency (kelambatan proses) yang tinggi.  Latency inilah yang menjadi titik kelemahan modul tipe ini bila digunakan untuk komputer-komputer yang memiliki beban kerja ringan ke memori.  Buffered memory sering juga disebut dengan nama registered memory.
Berbeda dengan buffered memory, modul memori tipe unbuffered (unbuffered memory) tidak memiliki logic khusus untuk mengatur pembagian beban kerja pada setiap chip memori seperti yang terdapat pada buffered memory.   Unbuffered memory disebut juga dengan nama non-regitered memory.
Istilah buffer berasal dari bahasa Inggris yang artinya kurang lebih adalah penyangga.  Secara umum, dalam kaitannya dengan pengetahuan komputer, buffer berarti memori tempat untuk menyimpan informasi yang sifatnya sementara selama terjadi perpindahan informasi dari satu peralatan (device) ke peralatan lainnya.  Buffer ini juga berfungsi untuk menyesuaikan perbedaan kecepatan antar peralatan tadi.
Contoh yang paling mudah dijelaskan, terdapat pada printer.  Sebagian besar printer memiliki buffer sendiri.  Buffer ini berfungsi untuk menerima dan menyimpan informasi yang berkecepatan tinggi yang berasal dari komputer (CPU).  Printer tersebut kemudian mencetak informasi yang sudah diterima dan tersimpan di buffer dengan kecepatan rendah.  Ketika printer sedang bekerja, komputer sudah bebas untuk melakukan tugas kerja yang lain dan tidak terpengaruh oleh kerja printer sampai printer tersebut kembali memberi signal bahwa ia sudah siap menerima informasi selanjutnya.



Modul DDR2 SDRAM yang diperkenalkan pertama kali adalah DDR2 ber-bus 200 MHz (PC2-3200) dan DDR2 ber-bus 266 MHz (PC2-4200).  Keduanya diperkenalkan pada kuartal kedua tahun 2003.  Namun, sayangnya, performa kedua modul DDR2 tersebut tidak lebih baik dari DDR generasi pendahulunya, sebab kedua modul DDR2 tadi memiliki latency yang lebih tinggi sehingga membuat total waktu akses data menjadi lebih lama.  Teknologi DDR sendiri tidak dikembangkan lagi sebab kecepatan bus data maksimum yang bisa dijangkau secara normal terbatas pada 266 MHz.
Akhirnya, pada akhir tahun 2004, muncul modul DDR2 SDRAM yang memiliki latency lebih rendah dan memiliki performa lebih bagus.  Sejak saat itu DDR2 mampu bersaing dan menggeser dominasi DDR, generasi pendahulunya.


4.5.2   Perbedaan dan kesamaan DDR SDRAM dengan DDR2 SDRAM

 

Memang, DDR SDRAM dengan DDR2 SDRAM tidaklah sama, masing-masing memiliki karakteristik sendiri dan berbeda satu dengan lainnya.  Berikut ini perbedaan DDR SDRAM dengan DDR2 SDRAM yang biasa digunakan untuk PC desktop.

Tabel 149.  Perbedaan DDR SDRAM dengan DDR2 SDRAM

 

 
Keterangan:


  • Chip memori yang terpasang pada modul DDR SDRAM umumnya berjenis TSOP (Thin Small Outline Package), sedangkan  chip yang terpasang pada modul DDR2 SDRAM umumnya berjenis TinyBGA (Tiny Ball Grid Array).  Sebenarnya juga ada modul DDR SDRAM yang menggunakan chip memori jenis TinyBGA, tetapi jumlahnya sedikit sekali.  Chip memori jenis TinyBGA digunakan untuk DDR2 SDRAM karena chip jenis ini mampu bekerja dengan kecepatan yang jauh lebih tinggi dibandingkan chip memori jenis TSOP.  Chip memori jenis TSOP sendiri hanya mampu bekerja normal terbatas pada kecepatan maksimum 200 MHz hingga 250 MHz.

 

Karena menggunakan chip memori jenis TinyBGA, maka beaya produksi modul DDR2 SDRAM pada awalnya menjadi mahal dan proses perakitannya lebih sulit dibandingkan modul DDR SDRAM ataupun SDR SDRAM yang masih menggunakan chip memori jenis TSOP.  Namun, tak lama kemudian harga modul DDR2 SDRAM menjadi lebih murah ketika diproduksi secara masal.
  • Yang dimaksud ‘kecepatan’ di sini adalah kecepatan efektif memori bukan kecepatan bus dasar atau bus sesungguhnya.  Kecepatan ini menggambarkan kecepatan transfer data per detik.  Oleh karena  DDR dan DDR2 mempunyai lebar data 64 bit (8 byte), maka bandwidth DDR maupun DDR2 sebesar delapan kali kecepatan efektif memori, sehingga secara umum bandwidth DDR2 lebih tinggi dibandingkan bandwidth DDR.
  • DDR SDRAM bekerja pada tegangan 2,5 Volt, sedangkan DDR2 SDRAM bekerja pada tegangan 1,8 Volt.  Dengan demikian tampak bahwa DDR2 SDRAM lebih hemat energi dan mengkonsumsi daya yang lebih rendah dibandingkan DDR SDRAM.
  • DDR SDRAM mempunyai 184 pin, sedangkan DDR2 SDRAM mempunyai 240 pin.  Karena ukuran panjang kemasan atau modul (keping RAM) DDR SDRAM dan DDR2 SDRAM adalah sama, maka deretan pin pada DDR2 SDRAM tampak lebih padat dibandingkan deretan pin pada DDR SDRAM, karena DDR2 SDRAM menampung pin lebih banyak dibandingkan DDR SDRAM.  Dengan sendirinya dimensi pin secara individual kedua modul tersebut juga menjadi tidak sama.  Dimensi pin DDR2 SDRAM lebih kecil dibandingkan dimensi pin DDR SDRAM.

 

  • Posisi lubang takikan (notch) yang letaknya di tengah-tengah deretan pin juga tidak sama.  Kedua modul tersebut memang tidak saling kompatibel.  Ketidaksamaan posisi lubangang takikan tadi untuk mencegah agar modul yang tidak sesuai dengan slot memorinya tidak dapat diselipkan.  Modul DDR SDRAM tidak dapat diselipkan pada slot memori yang didesain untuk DDR2 SDRAM.  Begitu juga sebaliknya.
  • Controller internal pada DDR mengerjakan 2 bit data dari media simpan data (storage), DDR2 dapat mengerjakan 4 bit sekaligus, sehingga DDR2 SDRAM mampu bekerja lebih cepat dibandingkan DDR SDRAM.
  • Nilai CL atau CAS Latency (waktu tunggu untuk pengiriman data) pada DDR SDRAM biasanya sebesar 2 clock, 2.5 clock, atau 3 clock, sedangkan pada DDR2 SDRAM biasanya nilainya lebih besar, sekitar 3 clock, 4 clock atau 5 clock, bahkan sampai 6 clock.  Oleh karena itu, agar memiliki latency yang sepadan dengan DDR SDRAM, DDR2 SDRAM harus bekerja (dioperasikan) dua kali kecepatan busnya. Selain CAS Latency, pada DDR2 SDRAM kadangkala terdapat pula Additional Latency (AL) yang nilainya sebesar 0, 1, 2, 3, 4, atau 5 clock.  Jika DDR2 SDRAM memiliki nilai CL4 dan AL2, maka nilai latency-nya menjadi 6.

DDR SDRAM memang berbeda dengan DDR2 SDRAM, tetapi keduanya memiliki kesamaan.  Kesamaan keduanya terletak pada lebar data dan teknologi bus yang digunakan.  Keduanya memiliki lebar data 64 bit, sama-sama menggunakan teknologi DDR (Double Data Rate atau Double Pumped).

 

 


4.5.3   Urutan pemasangan DDR2 SDRAM pada slot DIMM

Jumlah slot DIMM, tempat ditancapkannya DDR2 SDRAM pada motherboard untuk PC desktop biasanya lebih dari satu.  Ada yang dua slot, tiga slot atau empat slot.  Jumlah slot atau jumlah DDR2 SDRAM yang dapat dipasang pada motherboard tersebut ditentukan (diatur) oleh chipset (northbridge).  Sebuah modul DDR2 SDRAM yang hendak dipasangkan pada motherboard, boleh diselipkan pada slot yang mana saja, misalnya slot DIMM pertama atau slot DIMM kedua.  Jika motherboard memiliki tiga atau empat slot DIMM, maka modul memori tadi juga boleh diselipkan pada slot DIMM ketiga atau keempat.  Walaupun demikian disarankan, sebaiknya modul memori tadi diselipkan pada slot DIMM pertama.  Apabila modul DDR2 SDRAM yang hendak digunakan lebih dari satu, sebaiknya modul-modul memori tersebut diselipkan berurutan pada slot DIMM terdepan  Misalnya digunakan dua buah modul DDR2 SDRAM, masing-masing selipkan pada slot DIMM pertama dan kedua.  Apabila terdapat tiga buah modul DDR2 SDRAM yang digunakan, selipkan pada slot DIMM pertama, kedua dan ketiga.
    Khusus pemasangan DDR2 SDRAM berkonfigurasi dual channel tidak boleh dilakukan sembarangan.  Pemasangan DDR2 SDRAM berkonfigurasi dual channel ini memiliki aturan sendiri.  Untuk mengaktifkan fitur dual channel diperlukan sepasang DDR2 SDRAM (dua modul DDR2 SDRAM) atau lebih, yang identik, memiliki spesifikasi sama.  Pada motherboard yang menggunakan CPU berbasis Intel, sepasang modul DDR2 SDRAM tersebut umumnya dipasang berurutan pada slot DIMM ganjil saja (slot DIMM pertama dan ketiga) atau slot DIMM genap saja (slot DIMM kedua dan keempat).  Bisa juga keempat slot tadi diisi modul DDR2 SDRAM semua.  Untuk motherboard yang memiliki tiga buah slot DIMM, penggunaan fasilitas dual channel umumnya hanya bisa pada slot DIMM pertama dan ketiga saja.  Jika slot DIMM kedua diisi, ada kemungkinan fasilitas dual channel ini tidak dapat diaktifkan.  Namun, akhir-akhir ini (tahun 2008) diberitakan terdapat motherboard yang desain urutan slot DIMM untuk fitur dual channelnya berbeda, yaitu diletakkan pada posisi slot DIMM pertama dan kedua atau slot DIMM ketiga dan keempat.  Petunjuk pemasangan modul DDR2 SDRAM berkonfigurasi dual channel pada slot DIMM biasanya terdapat pada buku manual motherboard yang bersangkutan.  Pada motherboard modern, kadangkala dilengkapi petunjuk warna pada slot DIMM untuk memudahkan instalasi modul DDR2 SDRAM dual channel.  Untuk mengaktifkan fitur dual channel, sepasang modul DDR2 SDRAM tadi harus diselipkan pada slot yang warnanya sama.

 

 

 

Fitur dual channel tidak selalu terdapat pada setiap motherboard.  Keberadaan fitur tersebut bergantung pada spesifikasi chipset yang digunakan.  Bila chipsetnya tidak memberikan dukungan fitur tersebut, maka fitur dual channel tidak akan bisa diaktifkan pada motherboard tadi.

 

 

 

4.5.4   Kompatibilitas modul DDR2 dengan generasi pendahulunya


Modul DDR2 SDRAM tidak dirancang kompatibel dengan modul DDR SDRAM.  Seperti telah dijelaskan bahasan terdahulu, bahwa kedua modul ini (DDR dan DDR2) yang biasa digunakan untuk komputer desktop, memiliki posisi lubang takikan (notch) yang berbeda.  Selain itu, keduanya memiliki jumlah pin (kepadatan pin) yang juga berbeda, dan bekerja pada kebutuhan tegangan yang juga berbeda.  Jumlah pin pada DDR2 SDRAM lebih banyak dibandingkan DDR SDRAM dan bekerja pada tegangan yang lebih rendah dibandingkan DDR SDRAM.

 

 

 

4.5.5  Penggabungan modul DDR2 SDRAM yang berbeda kecepatan

Motherboard-motherboard sebuah PC umumnya menyediakan lebih dari satu slot RAM tempat diselipkannya modul RAM.  Hal semacam ini menandakan diperbolehkannya pemasangan lebih dari satu modul RAM dalam sebuah motherboard.  Kapasitas (daya tampung data) maksimum sebuah modul RAM dan jumlah maksimum modul RAM yang dapat dipasangkan pada sebuah motherboard sebenarnya diatur (ditentukan) oleh chipset (northbridge).
Idealnya, bila menggunakan lebih dari satu modul RAM, sebaiknya modul tersebut memiliki spesifikasi yang sama walaupun kebanyakan motherboard memang mengijinkan penggunaan dua atau lebih modul RAM sejenis yang spesifikasinya berbeda.   Modul DDR2 SDRAM yang berbeda kecepatan, misalnya PC2-3200 dan PC2-4200 umumnya dapat digunakan bersama dalam satu motherboard.  Kecepatan kerja kedua modul DDR2 SDRAM tersebut akan disesuaikan mengikuti modul DDR2 SDRAM yang kecepatannya lebih rendah.  Dengan demikian kedua modul DDR2 SDRAM tadi akan bekerja dengan kecepatan mengikuti kecepatan modul PC2-3200, bukan PC2-4200.  Apabila pemasangan kedua modul DDR2 SDRAM yang berbeda kecepatan ternyata menimbulkan masalah, misalnya komputer bekerja tidak stabil, ‘hang’ atau lainnya, masalah ini biasanya lebih banyak disebabkan tidak kompatibelnya dua modul tadi.

 

 

4.5.6   Overclocking DDR2 SDRAM

Modul DDR2 SDRAM yang sekarang ini banyak beredar di Indonesia, sebagian besar dapat dipacu kinerjanya dengan cara meningkatkan clock speed (frekuensi) bus memorinya hingga melebihi clock speed standarnya.  Hasilnya, DDR2 SDRAM tersebut bekerja dengan kecepatan melebihi kecepatan normalnya.  Pemacuan seperti ini dikenal dengan istilah overclock.  Upaya overclock ini dilakukan dengan tujuan untuk mendapatkan performa atau kinerja komputer yang lebih baik.
Overclock terhadap bus memori (RAM) hanya dapat dilakukan secara optimal apabila motherboardnya memang mendukung upaya overclock ini.  Overclock RAM kurang efektif jika clock frekuensi RAM sama dengan clock frekuensi prosesor.  Jika meng-overclock RAM semacam ini akan lebih efektif bila diikuti overclock prosesornya juga.  Selain overclock, penaikan voltase RAM di atas voltase standarnya (overvolting) juga dapat meningkatkan kinerja RAM. 
Salah satu cara overclock dapat dilakukan lewat BIOS melalui menu ‘Frequency/Voltage Control’.  Menu pada BIOS memang bervariasi bergantung merek/jenis BIOS-nya.  Istilah yang digunakan pada menu juga beragam.  Apapun istilah yang digunakan, bila ingin melakukan overclock RAM, carilah/pilihlah menu yang digunakan untuk mengatur frekuensi dan voltase RAM.  Melalui menu pilihan tersebut dapat dilakukan pengubahan nilai clock frekuensi bus memori maupun nilai voltase memori.
Pada dasarnya terdapat dua macam modus untuk mengkonfigurasikan kinerja RAM (overclocking), yaitu modus synchronous dan modus asynchronous.

o       Pada modus synchronous, besar kenaikan frekuensi bus memori diatur sebanding dengan penaikan FSB pada motherboard.  Modus semacam ini banyak ditemukan pada motherboard kelas mid atau end user.
o       Pada modus asynchronous, besar kenaikan frekuensi bus memori tidak bergantung pada FSB di motherboard.  Modus semacam ini banyak ditemukan pada motherboard kelas atas (high end).

Kemampuan setiap modul DDR2 SDRAM untuk di-overclock (dengan spesifikasi yang sama), berbeda-beda bergantung banyak hal, salah satunya adalah merek modul dan kualitas bahan yang digunakan.  Modul DDR2 SDRAM kelas high end (kelas atas), selain kinerjanya bagus, umumnya mempunyai kemampuan overclocking yang lebih tinggi dibandingkan RAM kelas value (kelas ekonomi, kelas bawah).  Modul DDR2 SDRAM kelas high end memang terbuat dari bahan terbaik, harganya mahal, sebelum dipasarkan biasanya dilakukan serangkaian proses uji produk dan pemeriksaan (quality control) yang ketat.

 

 

4.5.7   Heatspreader pada DDR2 SDRAM

Tidak sedikit modul DDR2 SDRAM yang dilengkapi heat spreader yang melekat dan menutupi chip-chip memori.  Heat spreader ini berguna untuk menyerap panas yang dikeluarkan oleh chip memori yang kemudian dibuang ke udara sekeliling modul.  Dengan demikian temperatur chip memori tetap terpelihara tidak terlalu panas.  Keberadaan heat spreader ini menjadi lebih penting terutama pada modul DDR2 SDRAM yang berkepatan tinggi.

 


 

Heat spreader ini juga berfungsi sebagai pelindung chip-chip memori dari efek listrik statis yang terdapat pada tubuh manusia, yaitu ketika keping memori sedang terpegang tangan yang terutama sering terjadi saat berlangsung pemasangan atau pelepasan modul memori dari slotnya di motherboard.
Bahan dasar heat spreader ini sangat beragam, biasanya yang banyak digunakan terbuat dari aluminium.

 

 

 

 4.5.8   Hubungan DDR2 SDRAM dengan memori GDDR-2


Pengertian istilah DDR2 yang berkaitan dengan modul DRAM (DDR2 SDRAM), sebenarnya tidaklah sama dengan pengertian DDR2 yang biasa dipakai untuk memori kartu grafis (memori GDDR-2), walaupun ada perusahaan produsen kartu grafis yang mengklaim bahwa kartu grafis produksinya menggunakan teknologi DDR2.  Patut dicatat, bahwa GDDR-2 ini bukanlah DDR2 seperti yang dipakai pada modul DDR2 SDRAM.  Pada memori GDDR-2, laju clock I/O-nya tidak digandakan dua kali seperti yang terjadi pada DDR2 SDRAM Jika diperbandingkan, akan lebih tepat kalau dikatakan bahwa GDDR-2 tersebut menggunakan teknologi yang merupakan bentuk pertengahan antara DDR dengan DDR2.
Begitu juga istilah GDDR3 yang biasa dipakai oleh beberapa produsen kartu grafis.  Teknologi GDDR3 kenyataannya lebih dekat dengan teknologi DDR2 yang diberi tambahan beberapa hal yang sesuai untuk kartu grafis.  Sekarang ini (tahun 2008), GDDR3 banyak digunakan untuk memori kartu grafis modern.




4.6   DDR3 SDRAM

DDR3 SDRAM kependekan dari Double Data Rate three Synchronous Dynamic Random Access Memory.  Dalam teknik elektronika, DDR3 SDRAM adalah RAM berkecepatan tinggi yang berfungsi untuk menyimpan data ketika komputer sedang bekerja.  Selain merupakan bagian dari perangkat komputer, DDR3 SDRAM juga digunakan pada peralatan elektronik digital lainnya.

 

DDR3 SDRAM termasuk keluarga SDRAM, merupakan salah satu hasil penerapan dari teknologi DRAM yang pada tahun 2008 masih tergolong baru.  DDR3 SDRAM adalah penerus dan perkembangan dari generasi pendahulunya, yaitu DDR2 SDRAM.  Kelebihan utama DDR3 SDRAM adalah kemampuannya untuk menjalankan bus I/O hingga empat kali kecepatan sel-sel memori.  Hal ini yang mengakibatkan DDR3 SDRAM mampu mentransmisi data lebih banyak dan lebih cepat dibandingkan generasi pendahulunya.  Namun DDR3 SDRAM memiliki latency yang lebih tinggi dibandingkan DDR2 SDRAM.  Teknologi DDR3 ini membuka peluang besar diciptakannya chip memori berkapasitas 512 Mbit hingga 8 Gbit, dan secara efektif sangat memungkinkan diwujudkannya pembuatan modul memori berkapasitas maksimum 16 GB.
Sebenarnya, prototip DDR3 SDRAM telah diumumkan pada awal tahun 2005.  Produknya sendiri baru muncul di pasaran pada pertengahan tahun 2007 yang berbasis pada chipset Intel P35 Bearlake.  Menurut berita, AMD juga berencana mengadopsi DDR3 pada tahun 2008.
DDR3 SDRAM memiliki 240 pin, sama jumlahnya dengan pin DDR2 SDRAM.  Ukuran panjang DDR3 SDRAM juga sama dengan panjang DDR2 SDRAM, tetapi kedua jenis modul tersebut secara elektronis tidak saling kompatibel satu dengan lainnya, dan keduanya memiliki lokasi notch (takian/kowakan) yang berbeda.



4.6.1   Konsumsi energi DDR3 SDRAM

Konsumsi energi DDR3 SDRAM lebih rendah dibandingkan pendahulunya, DDR SDRAM maupun DDR2 SDRAM.  Bahkan dilaporkan bahwa pengurangan atau penurunan konsumsi energi DDR3 SDRAM ini mencapai 16% sampai 17 % dibandingkan DDR2 SDRAM.  Tegangan yang dibutuhkan oleh ketiga jenis DRAM ini agar dapat bekerja atau beroperasi dengan normal, berbeda-beda.  DDR SDRAM memerlukan tegangan 2,5 Volt, DDR2 SDRAM memerlukan 1,8 Volt, sedangkan DDR3 SDRAM memerlukan 1,5 Volt.  Suplai tegangan 1,5 Volt cukup ideal untuk chip-chip memori yang diproduksi menggunakan teknologi manufaktur 90 nm.  Chip-chip memori DDR3 SDRAM banyak yang diproduksi menggunakan teknologi manufaktur 90 nm.  Beberapa perusahaan pembuat chip berencana menggunakan transistor ‘dual gate’ untuk mengurangi kebocoran arus yang mungkin terjadi.
JEDEC (organisasi untuk urusan pengembangan standar semikonduktor) merekomendasikan penggunaan voltase maksimum untuk DDR3 SDRAM sebesar 1,575 Volt, dan modul memori harus mampu bertahan pada tegangan 1,975 Volt walaupun pada tegangan sebesar itu kemungkinan chip memori tidak mampu bekerja sempurna (chip tidak berfungsi sempurna) seperti dalam kondisi normalnya.




4.6.2   Bandwidth

Controller internal pada DDR mengerjakan 2 bit data dari media simpan data (storage), DDR2 dapat mengerjakan 4 bit sekaligus, sedangkan  DDR3 mampu mengerjakan 8 bit sekaligus, sehingga DDR3 SDRAM memiliki kecepatan transfer data dua kali lebih cepat dibandingkan DDR2 SDRAM atau empat kali lebih cepat dibandingkan DDR SDRAM.  Dengan demikian, salah satu keunggulan DDR3 SDRAM terletak pada bandwidthnya.

Pada frekuensi bus memori yang sama (frekuensi dasar atau frekuensi yang sesungguhnya), DDR3 SDRAM memiliki bandwidth yang lebih tinggi dibandingkan generasi pendahulunya.
Bandwidth adalah banyaknya data maksimal yang dapat dipindahkan (ditransmisi) di dalam suatu jaringan elektronik (misalnya bus atau channel) dalam satuan waktu tertentu.  Banyaknya data biasanya diukur dalam satuan bit ataupun byte, sedangkan satuan waktu yang digunakan biasanya adalah detik (second).

Berikut ini disajikan tabel perbandingan bandwidth atau laju transfer data maksimum per detik dari DDR SDRAM, DDR2 SDRAM, dan DDR3 SDRAM pada frekuensi bus memori yang sama.


Tabel 150.    Perbandingan bandwidth DDR SDRAM, DDR2 SDRAM, dan DDR3 SDRAM

Pada tabel tersebut terlihat bahwa pada frekuensi bus memori yang sama, misalnya 100 MHz, bandwidth memori DDR3 SDRAM (sebesar 6400 MB/s) dua kali lebih besar dibandingkan bandwidth DDR2 SDRAM (sebesar 3200 MB/s) atau empat kali lebih besar dibandingkan DDR SDRAM (sebesar 1600 MB/s).



4.6.3   Latency

JEDEC telah menetapkan standar latency untuk modul memori DDR2 SDRAM adalah 5-5-5-15.  Sedangkan standar latency untuk modul memori DDR3 SDRAM ditetapkan 7-7-7-15.  Dengan ditetapkannya standar latency ini membuat perusahaan-perusahaan produsen modul memori berupaya untuk memproduksi modul memori DDR2 SDRAM maupun DDR3 SDRAM yang memiliki nilai latency di bawah spesifikasi standar yang telah ditetapkan oleh JEDEC.  Hal ini membuka peluang para pengguna komputer untuk mendapatkan modul memori yang lebih cepat (latency lebih rendah) untuk memperbaiki kinerja komputernya.


4.6.4   Hubungan DDR3 SDRAM dengan memori GDDR-3

Pengertian istilah DDR3 pada modul DDR3 SDRAM tidaklah sama dengan pengertian istilah DDR3 pada memori GDDR3 yang banyak digunakan pada kartu grafis kelas ‘high end’.  Keduanya memiliki teknologi yang berbeda walupun mempunyai nama atau istilah yang sama.  Teknologi GDDR3 kenyataannya lebih dekat dengan teknologi DDR2 yang diberi tambahan beberapa hal yang sesuai untuk kartu grafis. 



4.6.5   Standar spesifikasi chip/modul DDR3 SDRAM

Modul memori DDR3 SDRAM yang beredar di pasaran umumnya berkecepatan efektif 800 MHz hingga 1866 MHz (frekuensi bus sesungguhnya adalah 100 MHz hingga 233 MHz), yang biasanya dituliskan dengan notasi DDR2-800 hingga DDR2-1866 atau PC2-6400 hingga PC2-14900.  Spesifikasi modul DDR3 SDRAM yang beredar di pasaran selengkapnya dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 151.   Spesifikasi modul DDR3 SDRAM yang beredar di pasaran hingga tahun 2008

4.6.6   Keunggulan DDR3 SDRAM dibandingkan DDR2 SDRAM

Beberapa keunggulan DDR3 SDRAM dibandingkan DDR2 SDRAM antara lain:

o   Mempunyai bandwidth yang lebih tinggi dibandingkan generasi pendahulunya.
o   Kecepatan efektif memori dapat mencapai 1866 MHz (sampai tahun 2008)
o   Lebih hemat energi dan performanya lebih bagus.  Dapat memperpanjang waktu pemakaian laptop karena energi listrik pada batere tidak cepat habis.
o   Dilengkapi desain sistem pendingin (cooler) yang lebih bagus.



4.6.7   Kelemahan DDR3 SDRAM dibandingkan DDR2 SDRAM

Kelemahan-kelemahan DDR3 SDRAM dibandingkan DDR2 SDRAM antara lain:

o   Mempunyai CAS Latency yang lebih tinggi dibandingkan generasi pendahulunya sebagai kompensasi dari tingginya bandwidth.
o   Sampai dengan tahun 2008, harga DDR3 SDRAM cukup tinggi.











4.7  Fitur Dual Channel

Dual channel adalah sebuah teknik untuk menggandakan kecepatan komunikasi antara memory controller dengan memori RAM.  Sebelum membahas lebih jauh perihal dual channel, akan dibahas dulu mekanisme akses data ke memori RAM dan bagaimana memori RAM secara tradisional terkoneksi ke sistem.




4.7.1   Mekanisme akses ke RAM

Sebenarnya memori RAM dikendalikan oleh sebuah sirkuit yang dikenal dengan nama memory controller.  Pada komputer-komputer yang menggunakan CPU berbasis Intel, sirkuit ini secara fisik tidak tampak (tidak kasat mata) karena terdapat di dalam chipset yang ada pada motherboard, yaitu terdapat di dalam chip northbridge.  Pihak Intel sendiri menyebut chip northbridge dengan nama MCH (Memory Controller Hub).  Pada komputer yang menggunakan CPU type lama berbasis AMD (misalnya Athlon XP dan lainnya), memory controller ini juga berada di dalam chipset, sama seperti komputer yang menggunakan CPU berbasis Intel.  Sedangkan komputer yang menggunakan CPU-CPU type baru berbasis AMD, misalnya keluarga Athlon 64 ataupun Phenom, memory controller tersebut berada di dalam chip prosesor (CPU) itu sendiri.
Antara RAM dengan memory controller dihubungan oleh serangkaian saluran kabel yang melekat pada motherboard.  Rangkaian saluran kabel ini sebenarnya terdiri dari tiga kelompok kabel, yaitu kelompok kabel yang bertugas menyalurkan data (bus data), kelompok kabel yang bertugas menyalurkan informasi tentang address (address bus = bus alamat), dan kelompok kabel yang bertugas menyalurkan instruksi atau komando (control bus = bus kontrol).

o   Kelompok kabel saluran data (bus data) adalah saluran yang khusus untuk jalan data, baik data yang dibaca dari RAM, maupun data yang akan ditulis atau disimpan ke RAM.
*      Data yang dibaca dari RAM, ditransfer ke memory controller, kemudian ditransfer ke CPU (prosesor).
*      Data yang akan disimpan, yang datang dari CPU, ditransfer ke memory controller, kemudian ditransfer ke RAM.
Pada komputer yang menggunakan CPU berbasis Intel, memory contoller terdapat di dalam chipset northbridge.  Oleh karena itu, data yang dibaca dari RAM ditransfer menuju chipset, kemudian disalurkan ke CPU.  Sedangkan data dari CPU yang akan disimpan ke RAM, ditransfer dulu menuju chipset, baru kemudian ditransmisi ke RAM.

Pada komputer yang menggunakan CPU jenis baru berbasis AMD, misalnya Phenom, memory contoller tidak berada pada chipset, tetapi terdapat di dalam CPU itu sendiri (integrated pada CPU).  Itulah sebabnya, data yang dibaca dari RAM langsung ditransfer ke CPU, sedangkan data dari CPU yang akan disimpan ke RAM, langsung dikirim ke RAM.  Aliran data antara RAM dan CPU tidak lagi melalui perantara chipset seperti yang terjadi pada komputer berbasis CPU Intel.

o   Kelompok kabel saluran address (address bus) bertugas membawa informasi tentang alamat (address) dan memberi tahu modul memori tentang alamat (address) dimanakah persisnya data yang telah dikirim dari CPU harus disimpan di dalam RAM, atau dengan kalimat sederhana dapat dikatakan ‘di alamat manakah data harus disimpan di dalam memori’.
o   Kelompok kabel saluran kontrol (control bus) bertugas mengirimkan perintah atau instruksi ke modul memori tentang macam operasi yang harus dilakukan.  Misalnya, operasi ‘pembacaan’ (read) atau mungkin operasi ‘penyimpanan’ (write/store).

Dengan demikian, mekanisme akses data ke RAM pada PC berbasis CPU Intel dapat digambarkan melalui diagram (skema) sederhana berikut ini.


Sedangkan mekanisme akses data ke RAM pada PC berbasis CPU Phenom produk AMD, dapat digambarkan melalui diagram (skema) berikut:


 
Pada sistem PC berbasis CPU Intel, chipset berperanan penting dalam mengatur RAM.  Chipset inilah yang memberikan ketentuan tentang tipe memori yang boleh dipasang, kapasitas maksimum memori yang bisa didukung, dan kecepatan memori (clock rate) yang bisa ditoleransi. Yang dimaksud tipe RAM di sini, misalnya SDRAM, DDR SDRAM, DDR2 SDRAM, atau DDR3 SDRAM.  Batasan terhadap kecepatan memory (RAM) dapat dijelaskan sebagai berikut:

misalnya memory controller menetapkan kecepatan maksimum yang bisa ditoleransi pada sebuah sistem komputer adalah 667 MHz (DDR2-667). Bila ke dalam sistem komputer tersebut digunakan modul memori berkecepatan 800 MHz (DDR2-800), maka memori ini dengan sendirinya akan menyesuaikan diri bekerja pada kecepatan 667 MHz.  Pembatasan kecepatan seperti ini diatur oleh memory controller dan umumnya terjadi pada komputer yang menggunakan CPU berbasis Intel.

Pada sistem PC berbasis CPU AMD (keluarga Phenom), tipe memori yang boleh dipasang, kapasitas maksimum memori, dan kecepatan memori yang bisa didukung ditentukan oleh prosesor (CPU) itu sendiri karena memory controller memang berada di dalam CPU tersebut.  Prosesor-prosesor AMD keluaran terbaru (tahun 2008) dilaporkan sudah dapat bekerja menggunakan DDR3 SDRAM karena memory controller yang ada di dalamnya mampu mengenali dan menerima teknologi ini.

Prosesor-prosesor AMD yang menggunakan soket AM2 umumnya dapat mengenali dan menerima memori DDR2 hingga kecepatan 800 MHz.  Sedangkan prosesor AMD yang menggunakan soket AM2+, misalnya prosesor Phenom, dapat mengenali dan menerima modul memori hingga kecepatan 1066 MHz.

Dalam prakteknya, terdapat banyak hal menarik yang perlu dicermati berkenaan dengan masalah memori. Salah satunya tentang kapasitas memori dan jumlah slot memori yang tersedia pada motherboard.  Seringkali dijumpai kapasitas memori dan jumlah slot yang disediakan pada motherboard, berada jauh di bawah standar yang sebenarnya mampu didukung oleh prosesor atau oleh chipsetnya (chipset yang terpasang pada motherboard tersebut).  Sebagai contohnya:

Banyak CPU Intel yang memiliki bus adres memori (bus eksternal CPU) 32 bit atau 36 bit, sehingga CPU ini secara teoritis dapat mengenali kapasitas memori hingga 4 GB (232 Byte) atau 64 GB (264 Byte).  CPU ini jika mengakses RAM harus melalui chipset yang terpasang pada motherboard.  Justru Chipset inilah yang sering membatasi jumlah atau kapasitas memori yang akan digunakan (yang akan didukung).  Misalnya, chipset Intel P35 dan Intel G33 yang kenyataannya hanya menyediakan akses RAM terbatas hingga 8 GB (2 GB per slot memori).  Di sisi lain, perusahaan motherboard tidak menyediakan jumlah slot memori yang memadai pada motherboard untuk pemasangan sejumlah modul memori yang kapasitas totalnya mencapai 8 GB (dalam hali ini seharusnya disediakan 4 slot memori, sehingga total kapasitas memori yang bisa dipasang dapat mencapai 4 x 2 GB = 8 GB).  Misalnya, perusahaan motherboard yang menggunakan basis chipset Intel G33, sebagian besar hanya menyediakan 2 slot memori pada motherboard.  Dengan demikian kapasitas maksimum modul memori yang bisa dipasang hanya 4 GB, karena setiap slotnya hanya bisa diisi modul memori dengan kapasitas maksimum 2 GB.  Padahal, sebenarnya chipset tersebut menyediakan fasiltas penggunaan memori hingga 8 GB.  Memang banyak alasan yang bisa digunakan untuk menjawab pertanyaan ini.  Apapun alasannya, patut dicatat bahwa tidak sedikit konsumen yang juga ingin memaksimalkan kinerja komputer yang dimilikinya, sehingga pertanyaan ini juga pantas untuk diutarakan.




4.7.2   Pengertian Dual channel

Pengertian dual channel dalam kaitannya dengan pengetahuan RAM adalah kemampuan memory controller untuk meningkatkan lebar bus data dari 64 bit menjadi 128 bit.  Pada kecepatan (clock speed) memori yang sama, teknologi dual channel secara teoritis mampu meningkatkan transfer data maksimum hingga dua kali lipat.  Setiap siklus clocknya akan mentransfer data dua kali lebih banyak dari kondisi normalnya (tanpa teknologi dual channel).  Kecepatan transfer data maksimum secara teoritis atau yang dikenal dengan istilah MTTR (Maximum Theoritical Transfer Rate) sebenarnya adalah bandwidth memori itu sendiri.  Jika suatu modul memori dipasangkan pada motherboard yang chipsetnya menyediakan fitur dual channel, kemudian fitur tersebut diaktifkan, maka bandwidth atau kemampuan transfer data maksimum atau kecepatan transfer data modul memori tersebut akan meningkat dua kali lipat.  Perhatikan ilustrasi berikut:

Sebuah unit komputer menggunakan motherboard yang chipsetnya menyediakan fitur dual channel untuk memori.  Pada motherboard tersebut dipasang dua buah modul DDR2 SDRAM PC2-6400 (DDR2-800) yang juga memiliki dukungan untuk penggunaan dual channel.  Secara teoritis, kecepatan transfer data maksimum setiap keping modul memori adalah 6400 MB/s, total untuk dua keping memori menjadi 2 x 6400 MB/s = 12800 MB/s.  Jika fitur dual channel-nya diaktifkan, maka total kecepatan transfer data maksimum kedua keping modul memori meningkat dua kali lipat menjadi  2 x 12800 MB/s = 25600 MB/s  atau 25,6 GB/s.

Ilustrasi tersebut menggambarkan  kecepatan transfer data secara teoritis dengan anggapan bahwa proses transfer data selalu terjadi pada setiap clocknya.  Jika kecepatan efektif DDR2-800 adalah 800 MHz atau 800 juta herz maka akan terjadi 800 juta proses transfer data.  Kenyataannya, fakta seperti ini sangat sulit terjadi.  Bahkan sulit untuk mendapatkan bukti atau data otentik bahwa CPU maupun memory controller mampu 100 % mentransfer data sebanyak itu (sebanyak siklus cloknya) secara utuh dalam satu detik.  Hal inilah yang menjadi alasan, mengapa bila diukur atau diuji dengan mengunakan software ataupun berbagai metoda yang ada, selalu didapatkan nilai kecepatan transfer maksimum yang lebih rendah dibandingkan nilai kecepatan transfer maksimum teoritisnya.
Perlu diketahui bahwa penggunaan fitur dual channel mampu meningkatkan performa memori hingga dua kali lipat.  Peningkatan performa setinggi ini hanya terjadi pada memori, bukan pada performa sistem komputer secara keseluruhan.  Pengaruh penggunaan fitur dual channel terhadap peningkatan performa komputer secara keseluruhan, tidak terlampau tinggi, malahan dapat dikatakan tidak begitu mencolok.




4.7.3   Teknik kerja fitur dual channel

Modul memori yang sekarang ini (tahun 2008) beredar di pasaran umumnya memiliki lebar bus data 64 bit.  Hal ini bermakna bahwa terdapat 64 saluran kabel yang menghubungkan memory controller dengan slot atau soket memori.  Saluran kabel tersebut diberi tanda (label) D0 hingga D63.  Seluruh saluran kabel terhubung ke seluruh slot/soket memori yang ada.  Dengan demikian, bus data yang terdiri dari 64 saluran kabel dipakai bersama-sama oleh semua slot/soket memori yang terdapat pada motherboard.
Di sisi lain, sistem yang mendukung teknologi dual channel akan menggandakan bus data dari 64 bit menjadi 128 bit.  Hal ini bermakna seharusnya terdapat 128 saluran kabel yang menghubungkan memory controller dengan slot/soket memori.  Masing-masing saluran kabel ini diberi tanda D0 hingga D127.  Oleh karena setiap modul memori hanya dapat menerima 64 bit setiap siklus clocknya, maka diperlukan dua modul memori agar dapat menerima 128 bit secara serentak (bersamaan) untuk setiap siklus clocknya.  Sebagai konsekuensinya, agar teknologi dual channel ini dapat berjalan dengan sempurna, diperlukan sekurang-kurangnya sepasang memori (dua buah modul memori) yang identik, berkecepatan sama, berkapasitas, timing (latency)-nya sama, yang terpasang paralel pada motherboard dan dapat diakses dalam waktu yang sama.  Teknologi dual channel tidak akan berfungsi jika pada motherboard hanya terpasang satu buah modul memori 64 bit.



4.7.4   Mengaktifkan fitur dual channel

Tidak semua komputer dilengkapi fitur teknologi dual channel.  Fitur ini hanya terdapat pada komputer-komputer tertentu yang memiliki fasilitas sebagai berikut:

o   Memory controller menyediakan dukungan penggunaan teknologi dual channel.  Pada PC berbasis Intel, memory controller ini terdapat pada chipset di motherboard, sedangkan pada PC berbasis AMD, memory controller ini terdapat dalam CPU.  Prosesor atau CPU AMD yang menggunakan soket 939, soket 940, soket AM2, soket AM2+ dan soket F(1207), umumnya menyediakan dukungan terhadap penggunaan teknologi dual channel.
o   Jumlah slot/soket memori pada motherboard harus lebih dari satu (sedikitnya harus tersedia dua slot).  Jika hanya tersedia satu slot, fitur dual channel tidak akan dapat dimunculkan.
o   Terdapat dua atau empat keping modul memori (DDR, DDR2 atau DDR3) yang identik dan kompatibel dengan fitur teknologi yang disediakan/didukung oleh motherboard (chipset) dan CPU yang digunakan.  Jika hanya terdapat satu modul memori, maka fitur teknologi dual channel tidak dapat dimunculkan.



Jika sebuah unit komputer dirancang menggunakan RAM berkapasitas total 2 GB, sebaiknya menggunakan dua keping modul memori yang identik yang masing-masing berkapasitas 1 GB.  Jika jmlah slot memori pada motherboard lebih dari dua slot, pasangkan modul memori tadi pada slot nomor ganjil saja atau genap saja.  Jika terdapat petunjuk warna pada slot tersebut, pasangkan modul memori pada slot yang warnanya sama.  Cara seperti ini lebih menguntungkan dibandingkan menggunakan modul memori tunggal berkapasitas 2 GB.  Sebab, penggunaan dua keping modul memori seperti yang dijelaskan tadi, dapat memunculkan fitur dual channel yang mungkin ada, sehingga bandwidth atau kecepatan transfer data maksimum modul memori dapat ditingkatkan hingga dua kali lipat.  Sedangkan penggunaan satu keping modul memori yang lebar bus datanya 64 tidak dapat digunakan untuk memunculkan fitur teknologi dual channel.  Dengan sendirinya bandwidth maupun kecepatan transfer data maksimum tidak dapat ditingkatkan seperti penggunaan dua keping modul memori tadi.



Untuk memunculkan fitur dual channel, peletakan modul memori pada slot memori tidak boleh sembarangan.  Masing-masing modul memori harus dipasangkan pada urutan slot ganjil saja atau genap saja.  Jika terdapat petunjuk warna pada slot memori, pasangkan modul memori pada slot yang warnanya sama.  Petunjuk lebih detilnya, silahkan baca pada bab bahasan ‘Urutan pemasangan DDR2 SDRAM pada slot DIMM’ yang ada pada buku ini.




4.7.5   Pemeriksaan keberhasilan mode dual channel

Setelah pemasangan modul memori untuk konfigurasi dual channel selesai, perlu dilakukan pemeriksaan terhadap sistem komputer apakah telah berjalan pada mode dual channel atau belum.  Untuk memastikannya, perhatikan informasi pada POST (POST = Power On Self Test) yang tetulis di layar monitor,  yang akan muncul sesaat setelah komputer dihidupkan (di-on-kan).  Bila informasi tentang Dual Channel tidak muncul di layar monitor, menandakan ada sesuatu yang salah yang harus diperbaiki, dan perlu dilakukan pemeriksaan ulang.  Sebaliknya, bila di layar monitor memberitahukan bahwa sistem telah berjalan pada mode dual channel berarti instalasi yang dilakukan telah berhasil.
Pemeriksaan apakah komputer telah berjalan pada mode dual channel juga dapat dilakukan dengan menggunakan bantuan software-software tertentu, misalnya CPU Z atau sejenisnya.



4.8   Produsen RAM

Pada saat ini cukup banyak perusahaan di dunia yang menjadi produsen RAM.  Sebagian produk RAM tersebut ditemukan beredar di Indonesia.  Sebagian lainnya tidak ditemukan beredar di Indonesia.  Perusahaan-perusahaan produsen RAM tersebut antara lain:



o    A-Data
o    Apacer
o    Apogee
o    Chaintech
o    Corsair
o    eDevices
o    IBM
o    Infineon
o    Hynix
o    Hyundai
o    Kingmax


o    Kingston
o    MCPro
o    Micron
o    Mushkin
o    MVM
o    Nanya
o    OCZ
o    Patriot
o    PDP Systems
o    Rambus


o    Samsung
o    Transcend
o    TwinMOS
o    Visipro
o    V-Gen





4.9   Hubungan kapasitas RAM dengan kecepatan komputer

Setiap unit komputer memerlukan RAM dengan kapasitas tertentu agar dapat bekerja dengan kecepatan standarnya.  Bila kapasitas RAM tidak mencukupi atau lebih kecil dari yang dibutuhkan, dapat mengakibatkan kinerja komputer menjadi menurun atau lebih lambat dari standarnya.  Semakin kecil kapasitas RAM (semakin jauh dari kebutuhan normalnya) semakin lambat kinerja komputer.  Oleh karena itu, penyediaan kapasitas RAM yang cukup sangat penting untuk meningkatkan kinerja komputer atau agar komputer bekerja sesuai kecepatan standarnya.
Windows merupakan sistem operasi (OS: Operating System) yang paling banyak digunakan oleh para pengguna komputer di Indonesia, baik untuk komputer pribadi (rumahan), instansi negara maupun swasta.  Sistem operasi windows biasanya menggunakan RAM sebagai memori utama untuk menyimpan program-program atau data-data yang sedang digunakan atau diperlukan oleh CPU.  Bila kapasitas RAM tidak mencukupi, windows dengan sendirinya akan membuat memori virtual yang diambil dari ruang memori di harddisk yang tersisa (ruang kosong yang tidak dipakai).  File-file yang tidak bisa disimpan di RAM (karena kehabisan tempat) akan disimpan pada memori virtual tadi.  Bila CPU memerlukan file tersebut, harus mengambil ke memori virtual tadi yang berarti harus mengakses harddisk.  Kecepatan akses ke memori virtual di harddisk jauh lebih lambat dibandingkan ke RAM.  Hal inilah yang mengakibatkan kerja komputer menjadi lebih lambat apabila kapasitas RAM rang terpasang lebih kecil dari yang dibutuhkan.  Bila kasus seperti ini terjadi, penambahan kapasitas RAM dapat meningkatkan kinerja komputer.
Perlu diketahui bahwa windows memiliki Dynamic Link Library (DLL) yang berfungsi sebagai perpustakaan bagi program-program windows itu sendiri.  File DLL biasanya disimpan di RAM agar program-program yang membutuhkannya dapat mengaksesnya lebih cepat.  Kadang-kadang file ini sudah tidak diperlukan lagi.  Sayangnya, file tersebut tidak segera dibuang dari RAM, sehingga terjadi pemborosan penggunaan ruang simpan di RAM dan ruang simpan tersebut cepat penuh.  Bila hal ini terjadi, sistem windows akan membuat memori virtual di harddisk.  Akibatnya, kinerja komputer menjadi lebih lamban.  Untuk menghindari kejadian seperti ini, maka file DLL yang sudah tidak diperlukan lagi yang masih tersimpan di RAM sebaiknya disingkirkan (dibuang) untuk menghemat ruang simpan di RAM.




4.10  Produk modul RAM yang beredar di Indonesia

Akhir-akhir ini, banyak sekali modul RAM (yang biasa digunakan untuk PC) dari berbagai merk yang ditawarkan di pasaran.  Modul RAM dengan berbagai kualitas telah beredar luas di Indonesia dengan harga yang terjangkau. Jumlah produsen RAM pun semakin banyak, baik yang bertaraf nasional (dalam negeri) maupun yang bertaraf internasional.
Produk RAM yang banyak ditawarkan di pasaran oleh pada produsen RAM, pada dasarnya dapat dibagi menjadi dua golongan, yaitu RAM kelas atas dan kelas value (kelas bawah).  Harga RAM kelas atas lebih mahal dibandingkan kelas value.  Perbedaan RAM kelas atas dengan RAM kelas value biasanya terletak pada bahan (PCB, merk atau jenis Chip, atau komponen lainnya) yang digunakan untuk pembuatan modul RAM, pengujian modul (quality control), dan kemampuan modul untuk berjalan di luar standar dari spesifikasinya (kemampuan dioverclocking).
Modul RAM kelas atas biasanya dibuat dari bahan (PCB dan komponen lainnya) yang bagus kualitasnya dan mahal harganya.  Chip RAM yang digunakan juga chip berkelas yang juga mahal harganya.  Chip RAM dan PCB menjadi penentu utama kinerja sebuah RAM.  Bahkan ada yang menyebutkan bahwa secara hardware chip RAM mempengaruhi 90% kinerja sebuah modul RAM, sisanya (10%) ditentukan oleh PCB dan komponen lainnya.  Chip RAM kelas atas sebagian besar memang memiliki kinerja yang tinggi terutama kemampuan overclock-nya.
RAM kelas atas, sebelum dipasarkan, harus melewati prosesor pengujian yang ketat.  Proses pengujian tersebut tentu memerlukan beaya yang tidak sedikit.  Hal ini menjadi salah penyebab RAM kelas atas lebih mahal harganya.  Selain itu, modul RAM kelas atas umumnya mempunyai kemampuan overclocking yang lebih tinggi dibandingkan  RAM kelas value.  Kemampuan overclocking (dijalankan melebihi kecepatan standarnya) antara modul satu dengan lainnya lebih merata dan seragam, dapat dikatakan hampir tidak ada perbedaan.

Tabel 152.  Perbedaan Modul RAM kelas atas dengan modul RAM kelas value

 

 


 

Berbeda dengan RAM kelas atas, kemampuan overclocking RAM kelas value, selain lebih rendah, seringkali antara modul satu dengan lainnya tidak sama, lebih beragam, bahkan kadang-kadang jauh perbedaannya.  Namun, patut dicatat, pada spesifikasi yang sama, dalam kondisi standar, kinerja RAM kelas value tidak berbeda jauh dengan RAM kelas atas (hampir sama) , bahkan tak jarang dijumpai RAM kelas value memiliki kinerja yang lebih bagus atau sama dengan kinerja RAM kelas atas.
Banyak produsen RAM yang menawarkan produk modul RAM kelas value yang menggunakan chip kelas atas.  Modul RAM semacam inilah yang mampu bersaing kinerjanya bahkan kemampuan overclock-nya dengan modul RAM kelas atas.
Modul RAM kelas value yang beredar di Indonesia, ada yang berasal dari dalam negeri (produk lokal/merek lokal), adalah pula yang impor dari luar negeri (merek branded). 
Modul RAM merek ‘lokal’ yang dimaksudkan di sini adalah modul RAM yang merek-merek RAM-nya berasal dari Indonesia.  Perusahaan pemilik merek ini tidak memproduksi RAM-nya sendiri.  RAM tersebut diproduksi oleh pihak lain (perusahaan lain yang menjadi produsen RAM) yang sengaja dipesan atau dibeli yang kemudian dilabeli/diberi merek lokal tadi.  Contoh RAM merek lokal antara lain Visipro, MVM.
Berbeda dengan modul RAM merek ‘branded’,  modul RAM ini diproduksi sendiri oleh produsen RAM yang sekaligus pemilik merek tadi.  Contoh RAM merek branded antara lain TwinMOS, A-DATA, Transcend, KVR, Mushkin.
Produk modul RAM merek lokal yang banyak beredar di Indonesia ada dua model, yaitu produk first party dan produk third party.

o   Produk first party artinya modul RAM yang PCB dan chip memorinya dibuat oleh produsen yang sama, biasanya oleh produsen chip yang bersangkutan.  Chip yang digunakan, kebanyakan chip kelas satu.
o   Produk third party artinya modul RAM yang PCB-nya dibuat sendiri oleh produsen modul RAM, tetapi chip memorinya dibeli dari pihak lain, bukan chip produksi sendiri.  Chip yang digunakan biasanya chip kelas dua.

Produk modul RAM third party inilah yang memiliki performa dan kualitas kurang bagus.  Harganya pun biasanya lebih murah dibandingkan produk first party, walaupun kadang-kadang malahan lebih mahal.

Tabel 153.  Data beberapa modul RAM yang terdapat di Indonesia


 


 

Keterangan:

Ø  Jika kapasitas modul RAM tertulis 2 x 512 MB bermakna modul RAM tersebut dijual dalam bentuk paket ganda.  Per paket berisi 2 keping modul RAM, masing-masing modul berkapasitas 512 MB, sehingga total kapasitas untuk 2 keping RAM adalah 2 x 512 MB = 1024 MB atau 1 GB.
Ø  Jika kapasitas modul RAM tertulis 512 MB bermakna modul RAM tersebut dijual dalam bentuk paket tunggal.  Per paket berisi 1 keping modul RAM berkapasitas 512 MB.


Untuk mengetahui apakah modul RAM tersebut merupakan produk first party atau produk third party kadang-kadang memang agak sulit.  Jika pada PCB tertera atau terdapat tanda merek yang sama dengan merek chip memori-nya, dapat dipastikan modul RAM tersebut adalah produk first party.  Sebaliknya, jika pada PCB-nya tidak terdapat tanda merek apapun, modul RAM seperti ini sulit diketahui apakah termasuk produk first party atau third party, kecuali jika pada buku manualnya (jika ada) disebutkan model atau spesifikasi/merek PCB dan chipnya.

5. ROM

ROM kependekan dari Read Only Memory, yaitu perangkat keras pada komputer berupa chip memori semikonduktor yang isinya hanya dapat dibaca.  ROM tidak dapat digolongkan sebagai RAM, walaupun keduanya memiliki kesamaan yaitu dapat diakses secara acak (random).  ROM berbeda dengan RAM.  Perbedaan diantara keduanya antara lain:

o   ROM tidak dapat diisi atau ditulisi data sewaktu-waktu seperti RAM.  Pengisian atau penulisan data, informasi, ataupun program pada ROM memerlukan proses khusus yang tidak semudah dan se-fleksibel cara penulisan pada RAM.  Biasanya, data atau program yang tertulis pada ROM diisi oleh pabrik yang membuatnya.  Umumnya ROM digunakan untuk menyimpan firmware, yaitu perangkat lunak yang berhubungan dengan perangkat keras.  Contoh ROM semacam ini adalah ROM BIOS.  ROM BIOS berisi program dasar sistem komputer yang berfungsi untuk mengatur dan menyiapkan semua peralatan atau komponen yang ada atau yang terpasang pada komputer saat komputer ‘dinyalakan/dihidupkan’.
o   Informasi/data/program yang tertulis pada ROM (isi ROM) bersifat permanen dan tidak mudah hilang dan tidak mudah berubah walaupun komputer ‘dimatikan’ atau dalam keadaan mati (off).  Sedangkan pada RAM, semua isinya (baik berupa data, program atau informasi) akan hilang dengan sendirinya jika komputer ‘dimatikan’ (dalam keadaan off).
o   ROM dapat menyimpan data tanpa membutuhkan daya.  Itulah sebabnya data dalam ROM tidak akan hilang walaupun komputer mati.  Sedangkan RAM membutuhkan daya agar dapat menyimpan data, jika RAM tidak mendapatkan daya, dengan sendirinya tidak akan dapat menyimpan data.  Hal inilah yang menyebabkan data yang terdapat dalam RAM secara otomatis akan hilang bila komputer mati (off).
o   ROM modern sering ditemukan dalam bentuk IC (Integrated Circuit), sama seperti RAM yag wujudnya kebanyakan juga berupa IC.  Teks atau kode yang tertulis pada kedua jenis IC ini berbeda.  IC ROM biasanya memiliki kode tulisan (teks) 27xxx.  Angka 27 menunjukkan kode untuk ROM, sedangkan  xxx  menjunjukkan kapasitas ROM dalan satuan kilo bit.



5.1   Fungsi ROM

Seperti telah diungkapkan sebelumnya bahwa umumnya ROM digunakan untuk menyimpan firmware.  Pada perangkat komputer, sering ditemukan untuk menyimpan BIOS.  Pada saat sebuah komputer dinyalakan, BIOS tersebut dapat langsung dieksekusi dengan cepat, tanpa harus menunggu untuk menyalakan perangkat media penyimpan lebih dahulu seperti yang umum terjadi pada alat penyimpan lain selain ROM.
Umumnya, pada media simpan lain, jika dieksekusi untuk dibaca isi atau datanya, media simpan tersebut harus dinyalakan lebih dahulu sebelum dibaca, yang tentu saja membutuhkan waktu agak lama.  Hal seperti ini tidak terjadi pada ROM.
Pada komputer (PC) modern, BIOS disimpan dalam chip ROM yang dapat ditulisi ulang secara elektrik yang dikenal dengan nama  Flash ROM.  Itulah sebabnya istilah flash BIOS lebih populer daripada ROM BIOS.




5.2   Jenis ROM


Sampai sekarang dikenal beberapa jenis ROM yang pernah beredar dan terpasang pada komputer, antara lain Mask ROM, PROM, EPROM, EAROM, EEPROM, dan Flash Memory.  Berikut ini disajikan uraian singkat dari masing-masing jenis ROM tersebut.




5.2.1  PROM

PROM kependekan dari Programmable Read Only Memory.  PROM adalah salah satu jenis ROM, merupakan alat penyimpan berupa memori (memory device) yang hanya bisa dibaca isinya.  PROM memang tergolong memori non-volatile, artinya program yang tersimpan di dalamnya tidak akan hilang walaupun komputer dimatikan (tidak mendapatkan daya listrik). Program yang tersimpan di dalamnya bersifat permanen.  Biasanya digunakan untuk menyimpan program bahasa mesin yang sudah menjadi bagian hardware (perangkat keras) komputer.  Contohnya adalah program yang men-start komputer ketika komputer baru dinyalakan (di-on-kan).
Program yang ada di dalam PROM diisi oleh pabrik pembuatnya.  Pengisian program ke dalam PROM menggunakan alat khusus bernama PROM burner, atau PROM Writer  Program atau informasi yang telah diisikan atau direkamkan ke dalam PROM, tidak dapat dihapus lagi.



5.2.2  EPROM

EPROM kependekan dari Erasable Programmable Read Only Memory.  EPROM berbeda dengan PROM.  EPROM adalah jenis chip memori yang dapat ditulisi program secara elektris.  Program atau informasi yang tersimpan di dalam EPROM dapat dihapus bila terkena sinar ultraviolet dan dapat ditulisi kembali.  Kesamaannya dengan PROM adalah keduanya merupakan jenis ROM, termasuk memori non-volatile, data yang tersimpan di dalamnya tidak bisa hilang walaupun komputer dimatikan, tidak membutuhkan daya listrik untuk mempertahankan atau menjaga informasi atau program yang tersimpan di dalamnya.
Alat yang dapat digunakan untuk menghapus isi chip EPROM adalah UV PROM eraser.  Alat ini akan menyinarkan sinar ultraviolet ke memori tempat data disimpan dalam chip EPROM (disinarkan tepat pada lubang kuarsa bening).  Dengan demikian, chip EPROM dapat digunakan kembali dan dapat diisikan informasi/program baru ke dalamnya.  Informasi lain menyebutkan bahwa alat yang dapat digunakan untuk menghapus isi EPROM adalah EPROM Rewriter.



5.2.3  EEPROM

EEPROM kependekan dari Electrically Erasable Programmable Read Only Memory.  Seperti halnya PROM dan EPROM,  EEPROM merupakan memori non-volatile.  Informasi, data atau program yang tersimpan di dalamnya tidak akan hilang walaupun komputer dimatikan, dan tidak membutuhkan daya listrik untuk mempertahankan atau menjaga informasi atau program yang tersimpan di dalamnya.
EEPROM adalah komponen yang banyak digunakan dalam komputer dan peralatan elektronik lain untuk menyimpan konfigurasi data pada peralatan elektronik tersebut.  Kapasitas atau daya tampung simpan datanya sangat terbatas.  Pada sistem hardware komputer, chip EEPROM umumnya digunakan untuk menyimpan data konfigurasi BIOS dan pengaturan (setting) sistem yang berhubungan dengannya.
EEPROM memiliki kelebihan tersendiri dibandingkan EPROM.  EEPROM dapat dihapus secara elektris menggunakan sinar ultraviolet, sehingga proses penghapusannya lebih cepat dibandingkan EPROM.  Penghapusan juga dapat dilakukan secara elektrik dari papan circuit dengan menggunakan perangkat lunak EEPROM Programmer.  Alat yang dapat digunakan untuk menghapus isi EEPROM disebut EEPROM Rewriter.  Produk EEPROM versi awal, hanya dapat dihapus dan diisi ulang kurang lebih sebanyak 100 kali.  Sedangkan produk-produk terbaru dapat dihapus dan diisi ulang (erase-rewrite) sampai ribuan kali (bahkan beberapa informasi menyebutkan mampu sampai 100 ribu kali).



5.2.4  Flash Memory

Flash memory yang dikenal pula dengan sebutan memori flash, adalah memori sejenis EEPROM yang memberikan banyak lokasi memori untuk dihapus atau ditulisi dalam suatu operasi pemrograman.  Flash memory tetap dapat menyimpan data tanpa memerlukan penyediaan listrik.  Penulisan ke dalam flash memori dapat dilakukan dengan menggunakan alat yang disebut EEPROM Writer atau software yang dapat menulisi Flash ROM.  Sedangkan penghapusan datanya dapat dilakukan dengan menggunakan alat yang disebut EEPROM Writer, atau langsung secara elektrik dari papan sirkuit dengan menggunakan software Flash BIOS Programmer.
Memori jenis ini banyak digunakan dalam kartu memori, drive flash USB, kamera digital, pemutar MP3, hingga telepon genggam.
 
5.3  BIOS dan ROM

 

BIOS memang berkaitan erat dengan ROM, sebab sebagian besar BIOS yang terdapat di dalam perangkat keras komputer disimpan di dalam ROM, baik PROM, EPROM, EEPROM, Flash ROM, ataupun jenis ROM lainnya.  Namun, setelah tahun 1995, EEPROM dan Flash Memory lebih banyak digunakan daripada jenis ROM lainnya karena BIOS yang terdapat pada kedua jenis ROM ini mudah dihapus dan ditulisi lagi sehingga membuka kemungkinan dilakukannya update BIOS.  Update BIOS seringkali diperlukan oleh para pengguna komputer karena beberapa alasan, antara lain:

  • Untuk mendukung prosesor yang lebih baru, sebab pengguna komputer baru saja mengganti prosesor yang lama dengan prosesor tipe baru untuk mendapatkan kinerja yang lebih baik.
  • Untuk mendukung perangkat lain yang baru dipasangkan karena BIOS yang lama belum memberikan dukungan pada perangkat tipe baru tersebut.
  • Adanya bug yang mengganggu pada BIOS yang lama.
  • Atau berbagai alasan lainnya.

 

Para produsen motherboard sering menyediakan BIOS versi baru untuk meningkatkan kemampuan produk mereka atau untuk membuang bug-bug yang mengganggu.    Adanya bug-bug pada BIOS biasanya baru diketahui setelah BIOS tersebut dirilis.  Oleh karena itu BIOS yang ber-bug harus di-update dengan BIOS versi yang lebih baru yang merupakan edisi perbaikan dari BIOS yang lama.
Proses update BIOS harus dilakukan dengan cermat dan hati-hati.  Proses update yang tidak benar dapat mengakibatkan tidak berfungsinya motherboard (motherboard mati), karena firmware yang digunakan untuk membantu proses booting (BIOS) tidak dapat berfungsi.  Kerusakan yang terjadi bukan kerusakan fisik komponen motherboard, tetapi kerusakan software BIOS (firmware) yang ada pada EEPROM atau Flash Memory.
Kebanyakan BIOS pada saat ini, memiliki sebuah region (lokasi) di dalam EEPROM atau Flash Memory yang disebut dengan istilah  Boot Block yang sengaja ‘dilindungi’ dan tidak dapat di-upgrade.  Ketika komputer dinyalakan, Boot Block tersebut selalu dieksekusi pertamakali.  Kode dari Boot Block akan mem-verifikasi BIOS untuk mengetahui apakah BIOS dalam kondisi normal atau rusak.  Apabila BIOS dalam kondisi normal (tidak rusak), komputer segera mengeksekusi BIOS itu sendiri.  Sebaliknya, bila ternyata BIOS mengalami kerusakan, maka boot block akan menampilkan pesan di layar monitor agar pengguna komputer melakukan pemrograman (pengisian) BIOS lagi dengan menggunakan versi BIOS yang sama atau di-update dengan versi BIOS yang lebih baik.  Program BIOS yang digunakan untuk meng-update biasanya disimpan di dalam disket, di dalamnya tersimpan flash memory programmer dan image BIOS.


1 comments:

Zikri K. Nur said...

Makasih uwu